TEMPO Interaktif, Jakarta: Claudya Kristania Putranto, bayi yang mengidap kelainan jantung akhirnya meninggal pada Jumat (9/1) pukul 13.30 WIB di Rumah Sakit Harapan Kita.
Jenazah Claudia dibawa ke rumahnya di Cilacap, sore ini dengan ambulan. "Kemungkinan sampai rumah jam 10 malam," kata Toto Rydianto, ayah Claudya, saat dihubungi Tempo, Jumat (9/1) sore.
Sebelumnya, keluarga Claudya menduga pihak rumah sakit melakukan malpraktek terhadap anaknya. Karena ketika masuk rumah sakit, kata Putaningsih, ibu Claudya anaknya secara fisik sehat dan bisa berlari.Direktur Pelayanan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Anna Ulfah Rahayoe saat dihubungi Tempo, menegaskan bahwa kematian Claudya yang mengidap penyakit jantung bawaan (PJB) biru atau dikenal jenis Tetralogi of Fallot (TOF) bukan malpraktek. "Semua yang dilakukan sudah sesuai aturan," ujar Anna. Kasus Claudya, menurutnya termasuk kasus yang sulit. Dalam waktu setahun ini, di antara 140 kasus TOF yang ditangani rumah sakit, 5 di antaranya meninggal. "Termasuk Claudya ini," ujar dia menambahkan.
Dia menjelaskan bahwa kondisi Claudya yang menjalani operasi sebanyak 3 kali berturut, pada tanggal 9, 10, dan 11 Desember 2008, sebenarnya mulai membaik. Menurut Anna, ginjal dan peredaran darah Claudya sudah berfungsi dengan baik. Kondisinya kembali drop mulai tanggal 7 Januari 2009, "Tekanan darah menurun dan fungsi batang otak tidak pulih," kata Anna.
Sempat beredar isu bahwa jenazah Claudya belum bisa dibawa pulang karena keluarga harus membereskan biaya rumah sakit sebesar Rp. 121 juta. Akan tetapi, pihak keluarga membantah. "Kami tidak ditahan, perjalanan pulang agak lama karena menunggu saudara datang," kata Toto. Pihak rumah sakit juga menyangkal rumor tersebut. "Itu tidak benar, kami memberikan fasilitas ambulan dan juga peti mati untuk jenazah," kata Anna.
Menurut Toto, biaya pengobatan yang harus ditanggung keluarga Claudya selama di rumah sakit sebesar Rp. 121 juta. Pada awal masuk, Toto sudah membayarkan uang sebesar Rp 47 Juta. Toto menjelasakan, bahwa pihak rumah sakit memberikan waktu 1 minggu setelah proses pemakaman untuk mengurus biaya administrasi yang belum beres. "Kira-kira tanggal 19 Januari," ujarnya. Dia berharap pihak rumah sakit nantinya membebaskan semua biaya tersebut.
Pihak rumah sakit membenarkan bahwa jumlah biaya operasi dan perawatan Claudya sebesar Rp 121 juta. "Pengeluarannya memang segitu," kata Anna. Menurutnya, biaya tersebut untuk obat dan perawatannya selama di rumah sakit. "Kalau tidak bisa membayar mau bagaimana lagi? kami tidak memusingkan hal tersebut," ujarnya. Akan tetapi, untuk pembebasan biaya, menurutnya ada proses administrasinya.
RINA WIDIASTUTI