Listrik Padam, Pengusaha Tangerang Rugi Rp 5 Miliar per Hari
Minggu, 4 Oktober 2009 14:26 WIB
”Kerugian itu belum termasuk dampak berhentinya pelayanan pada kantor pemerintahan dan swasta selama pemadaman berlangsung,” ujar Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia Kabupaten Tangerang, Juanda Usman, kemarin (3/10).
Menurut dia, pemadaman listrik yang dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara tersebut telah menambah beban biaya produksi pada kegiatan industri yang bergantung pada suplai listrik PLN.” Bagi industri berskala internasional, banyak kerugian yang dialami pada pemadaman listrik ini,” kata Juanda.
Ia menjelaskan, kerugian pertama, jika perusahaan menggunakan tenaga listrik buatan seperti genset, secara otomatis akan menambah biaya produksi. Kerugian kedua, jika produksi terhenti, tentunya perusahaan akan menanggung upah buruh yang tidak produktif, dan yang terakhir pesanan distribusi hasil produksi mengalami keterlambatan, terutama untuk barang-barang ekspor.
“Dengan pemadaman listrik bergilir dalam beberapa hari ini, pengusaha rugi besar, seharusnya PLN bisa memberikan pelayanan yang baik terhadap pasokan listrik, karena kebutuhan listrik bagi industri ini cukup penting,” ujar dia.
Menurut Juanda, hal yang lebih penting menjadi perhatian pemerintah maupun PLN, koordinasi kepada pengusaha seharusnya dijalankan, jangan mematikan listrik tanpa didahului pemberitahuan. Dengan pemadamanan listrik yang tidak melalui kordinasi,kata dia, para pengusaha dapat mengalami kerugian akibat tidak adanya persiapan yang mereka lakukan. ”Saat ini APINDO masih mengumpulkan data-data kerugian yang dialami pengusaha,” jelas dia.
Penyebab pemadaman bergilir diakibatkan meledaknya trafo induk PLN di wilayah Cililitan dan Kembangan pada Minggu (27/9) lalu. Pemadaman secara bergilir dengan tiga tahap, yakni pada tahap I pemadaman dimulai pada pukul 08.00-12.00,pada tahap II pemadaman dilakukan pukul 13.00-17.00 dan pada tahap III dilakukan pemadaman pada pukul 18.00-22.00.
JONIANSYAH