TEMPO Interaktif, Jakarta:Perayaan Imlek di Wihara Amurvabumi, Jalan Casablanca, Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, tidak akan diwarnai ledakan petasan. Pengurus wihara mengatakan kebijakan tersebut diambil sebagai wujud toleransi mereka terhadap umat agama lain. Sebenarnya tidak ada larangan untuk menyalakan petasan saat perayaan Imlek. Namun kami pikir situasi saat ini kurang tepat untuk itu, kata Handy Gozal, pengurus rumah ibadah tersebut kepada Tempo News Room, Rabu (29/1). Kebijakan tersebut diambil setelah beberapa waktu belakangan Indonesia digemparkan dengan ledakan bom di sejumlah tempat. Apalagi, saat ini aparat kepolisian sedang giat-giatnya mengungkap kasus bom. Sebagai umat beragama, mereka ingin menunjukan rasa simpati terhadap korban dengan meniadakan bunyi petasan. Menurut Handy, petasan memang sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan dalam perayaan Imlek. Tahun lalu, wihara tersebut masih dijadikan tempat meramaikan perayaan tahun baru Cina itu dengan ramainnya ledakan petasan. Namun dengan kebijaksanaan pengurus tadi, akhirnya mereka membuat tiruan petasan yang digantung di beranda wihara. Tanpa petasan, perayaan Imlek tidak lengkap. Karena itu kami membuat tiruannya. Bentuknya mirip dengan petasan rentet, tapi tidak bisa meledak, kata Iksan, rohaniawan wihara. Berkaitan dengan perayaan Imlek, pihak wihara tengah melakukan pembenahan dalam seminggu terakhir. Bangunan dicat kembali dan setiap ruangan diberi hiasan. Lampion tidak ketinggalan dipasang di tiang-tiang bangunan. Seperti yang terlihat di wihara lain, di Wihara Amurvabumi juga sudah terlihat puluhan lilin ukuran besar. Beberapa lilin beratnya mencapai 125 kilogram. Bahkan menurut Handy, ada juga umat yang memesan lilin seberat 500 kilogram. Lilin-lilin itu akan dinyalakan tepat pada malam tahun baru Imlek, 31 Januari mendatang. Pada perayaan Imlek, wihara juga akan menggelar pertunjukan Barongsai dan Liong. Hampir setiap tahun tempat ibadah itu dipenuhi ratusan umat. (Suseno Tempo News Room)
Berita terkait
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci
1 menit lalu
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci
Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.
Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan
8 menit lalu
Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan
Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.