TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Pemukiman dan Pengembangan Sarana Wilayah, Soenarno, Kamis (31/1), memperkirakan kerugian akibat banjir mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Tapi taksiran itu belum menghitung kerugian yang ada di Jakarta yang masih dilanda banjir. Ia mengatakan pemerintah akan memperbaiki sarana yang rusak lebih dahulu. “Baru setelah itu kita laksanakan pembangunan untuk mengantisipasi banjir dengan mengembangkan wilayah sungai,” katanya. Sunarno juga menyatakan dari laporan BMG puncak curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 30 Januari, kemarin walaupun curah hujan masih akan tinggi pertengahan Februari 2002 mendatang. “Lagipula tanggal 30 kemarin waktunya bersamaan dengan bulan purnama sehingga air pasangnya tinggi,” kata dia. Menanggapi banjir Jakarta, Soenarno menyatakan penanganannya masih menjadi tanggungjawab pemerintah daerah setempat. Dia juga menjawab bahwa pemerintah pusat tidak akan mengambil tanggung jawab penanganan banjir yang terjadi pada saat ini. Sunarno bencana kali ini tidak masuk bencana nasional. Kejadian baru disebut bencana nasional jika infrastuktur rusak berat seperti tidak beroperasinya bandara internasional atau pemadaman listrik secara massal. Berkaitan dengan langkah untuk membuat ibukota tidak lagi mengalami banjir hebat, Sunarno mengatakan sebenarnya sudah ada rencana secara komprehensif. Ia menyebutkan langkah yang diambil seperti memindahkan aliran dari hulu ke Tangerang serat membangun banjir kanal timur. Begitu pula dengan masalah tata bangunan di daerah Bogor, Puncak, dan Cianjur yang menyebabkan kiriman banjir ke Jakarta. (Dede Ariwibowo-Tempo News Room)
Berita terkait
Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Irak Imbang 1-1, Lanjut ke Perpanjangan Waktu
12 menit lalu
Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia vs Irak Imbang 1-1, Lanjut ke Perpanjangan Waktu
Tak ada gol tambahan di babak kedua membuat laga TImnas U-23 Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23 2024. Laga berlanjut ke babak tambahan.