TEMPO Interaktif, Tangerang: Pengelola Bandara Soekarn-Hatta mengerahkan enam mesin genset untuk mengatasi pemadaman listrik terjadi pagi ini. Namun daya yang dihasilan enam mensin itu tidak mampu masalah itu. Akibatnya, jadwal penerbangan terganggu. Penumpukan penumpang terlihat di pintu masuk terminal karena proses check in dan pemeriksaan X Ray yang dilakukan secara manual. Semua fasilitas umum yang mengandalkan listrik tidak berfungsi dan lampu penerangan di terminal menjadi redup.
Menurut juru bicara PT Angkasa Pura II, Andang Santoso, setiap ada pemadaman listrik pihaknya selalu mengantisipasi dengan menyediakan genset teknik dan genset prioritas milik bandara. "Ketika suplai listrik PLN terhenti, secara otomatis genset kami beroperasi," kata Andang. Genset teknik berkekuatan 3 X 850 KVA = 2.550 KVA dan genset prioritas 3 X 1.600 KVA = 4.880 KVA.
Menurut Andang, untuk sistem keimigrasian, komputerisasi bandara, gedung perkantoran energi listrik dipasok dari genset prioritas. Sementara untuk alat navigasi bandara, lampu lalu lintas bandara dan tower bandara mengambil listrik dari genset teknik. "Kalau genset teknik hitungannya otomatis, listrik padam langsung menyala, tapi kalau genset prioritas perlu waktu beberapa detik untuk beroperasi,"katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta.