Jemaat HKBP Akui Belum Punya Izin Mendirikan Gereja

Reporter

Editor

Minggu, 22 Agustus 2010 12:58 WIB

Koordinator Ormas Islam Murhali Barda (tengah) bersitegang dengan salah seorang pendeta gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah di kampung Ciketing Asem, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (1/8). Ormas Islam mendesak acara kebaktian mingguan dibubarkan karena tidak ada izin. TEMPO/Hamluddin

TEMPO Interaktif, Bekasi--Jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah, Bekasi mengakui belum memiliki izin pendirian rumah ibadat. Jemaat malah meminta surat keputusan bersama (SKB) dua menteri, tentang pendirian rumah ibadah dihapus.


Romaida, seorang jemaat HKBP mengatakan mekanisme izin yang diatur SKB bahwa jemaat harus mengantongi izin warga minimal 60 orang merepotkan.

"Kalau kami maunya SKB dua menteri yang menyatakan ada izin dari lingkungan sekitar, itu mempersulit, kalau bisa itu dicabut," kata Romaida kepada Tempo, sebelum mengikuti kebaktian di lahan kosong seluas 220 meter persegi di Kampung Ciketing Asem, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, siang ini.


Menurutnya, mekanisme izin dari bawah atau dari masyarakat itu susah didapat karena sejak awal masyarakat yang mayoritas muslim menolak. Jemaat gereja menginginkan izin diajukan langsung ke pemerintah, tanpa perlu restu masyarakat. "Pemerintahkan yang mengatur masyarakat, bukan masyarakat yang mengatur pemerintah," katanya.


Atas alasan itu, sekitar 200 jemaat HKBP Pondok Timur Indah bersikeras menggelar kebaktian di lahan kosong Kampung Ciketing Asem meski pemerintah daerah meminta mereka pindah ke gedung pemuda, di Bekasi Timur.

Advertising
Advertising


Kebaktian dilaksanakan dengan cara berdiri, dipimpin oleh pendeta Luspida Simanjuntak. Kebaktian berlangsung satu jam, mulai pukul 09.00- 10.00 WIB. Selama kebaktian, 600 petugas gabungan dari Polres Metropolitan Bekasi, Polres Metropolitan Bekasi Kabupaten, dan Polda Metro Jaya, siaga meski warga tidak lagi berdemonstrasi.


Namun sikap penolakan warga disampaikan lewat spanduk yang ditempel di pagar kawat berduri di lahan itu. Isi tulisan dalam spanduk itu, antara lain, Wahai HKBP patuhi hukum atau masyarakat bertindak agar engkau jera, Masyarakat Mustika Jaya menolak kebaktian ilegal HKBP, Hentikan kebaktian ilegal HKBP saat ini juga atau masyarakat bertindak.


Menurut Romaida, solusi yang diberikan pemerintah dengan memindahkan tempat ibadah mereka di gedung pemuda tidak permanen. "Tawaran pemerintah hanya sementara, kalau sudah selesai itu, kemana lagi kami beribadah," katanya. "Kami ingin dong seperti yang lain, punya masjid."


Asisten Daerah II Pemerintah Kota Bekasi Zaki Oetomo, mengatakan telah mengirim surat kepada jemaat HKBP yang meinta mereka beribadat di gedung pemuda, tetapi ditolak tanpa alasan jelas. Surat pemerintah daerah itu bahkan telah dibacakan di depan jemaat HKBP sebelum menggelar kebaktian, Ahad pekan lalu. "Mereka ga mau mematuhi jadinya seperti ini, kebaktian harus dijaga polisi," katanya.


Zaki meminta jemaat HKBP menempuh prosedur resmi jika ingin mendirikan gereja. Semua syarat administratif seperti izin warga dilengkapi, lalu diajukan ke pemerintah daerah. "Silahkan urus izin, akan kami proses," tuturnya.


Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Komisaris Imam Sugianto, mengatakan sulit menciptakan kerukunan antar umat beragama apabil kedua pihak saling bersikeras.
Meski demikian, Imam menjamin pengamanan setiap kebaktian selalu ada. Bahkan pada libur Lebaran nanti, Imam telah memerintahkan seluruh anggotanya siaga. "Semua personil turut mengamankan lokasi," katanya.

HAMLUDDIN

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

31 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

48 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya