Warga Bekasi Mulai Kesulitan Air Bersih  

Reporter

Editor

Selasa, 13 September 2011 13:43 WIB

ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO Interaktif, Bekasi - Warga di Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, mulai kesulitan air bersih untuk dikonsumsi. Pasokan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi menyusut karena sumber air baku dari Kali Cibeet berkurang akibat kemarau. Juru bicara PDAM Tirta Bhagasasi, Endang Kurnaen, mengaku banyak menerima keluhan dari pelanggan air di Bojongmangu. “Kondisi air di wilayah itu saat ini benar-benar sulit,” kata Endang, Selasa, 13 September 2011.

Pada kondisi normal, kata Endang, PDAM memproduksi air bersih di Bojongmangu sebanyak 40 liter per detik dengan jumlah pelanggan yang teraliri sekitar 1.500 pelanggan. Sejak sebulan lalu, produksinya menyusut menjadi hanya 15 liter per detik. PDAM terpaksa membagi air itu kepada semua pelaggan. Air mengalir hanya 12 jam setiap harinya, itu pun sering tersendat. “Cukup untuk minum saja,” kata dia.

Adapun untuk kebutuhan lain, seperti mandi dan mencuci, PDAM menggunakan mobil tangki untuk mengangkut air ke wilayah selatan Kabupaten Bekasi itu. Dalam sehari, satu mobil tangki kapasitas 3.000 liter membagikan air secara gratis.

PDAM Tirta Bhagasasi memiliki sembilan cabang pelayanan, yakni di Rawa Tembaga, Bekasi Kota, Pondok Ungu, Wisma Asri, dan Rawa Lumbu di Kota Bekasi, serta Kecamatan Babelan, Tambun, Cikarang Selatan, dan Cikarang Utara di Kabupaten Bekasi.

Jumlah keseluruhan produksi air bersih sekitar 2.060 liter per detik dengan jumlah pelanggan sekitar 151 rib. Jumlah tersebut masih minim karena hanya melayani sekitar 15 persen dari total 2,3 juta jiwa penduduk Kabupaten Bekasi dan baru melayani 25 persen dari 2,3 juta jiwa penduduk Kota Bekasi.

Pasokan air di luar Kecamatan Bojongmangu, kata Endang, masih bagus. Namun PDAM khawatir karena sumber air baku hanya dari Waduk Jatiluhur yang mengalir di Sungai Citarum Barat. Kondisi air Waduk Jatiluhur terus menyusut dan diperkirakan hanya cukup untuk 80 hari ke depan.

Saat ini, kata Endang, PDAM belum menemukan solusi mengatasi krisis air apabila sumber air baku mengering. Potensi sumber air tanah sangat sedikit, seperti sumber air tanah di Pondok Gede yang dikelola PDAM yang hanya mampu memproduksi 10 liter per detik. “Hanya cukup untuk satu lingkungan perumahan,” katanya.

Upaya lain adalah dengan membeli air bersih dari PDAM Patriot milik Pemerintah Kota Bekasi. Namun hal itu dinilai terlalu mahal biayanya. Sebulan, PDAM membeli sekitar 4.000 meter kubik air dengan harga Rp 1 miliar.

Selain krisis air baku, PDAM Tirta Bhagasasi hanya memiliki alat pengolahan air (water tratmen plant) dengan kapasitas terbatas sehingga harus diganti. Apalagi saat ini jumlah daftar tunggu pelanggan sekitar 60 ribu rumah tangga yang belum bisa dilayani karena kemampuan produksinya terbatas.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi air bersih, PDAM akan bekerja sama dengan PT Bekasi Putra Jaya dan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Bekasi. Kerja sama itu untuk membangun satu unit water tratmen plant di Tegal Gede, Kecamatan Cikarag Selatan, dengan kapasitas 1.000 liter per detik.

Nilai investasi pembangunan alat pengolahan air bersih itu, menurut Endang, tidaklah sedikit. Produksi air setiap 100 liter per detik membutuhkan dana operasi sekitar Rp 3-5 miliar.

HAMLUDDIN






Advertising
Advertising


Berita terkait

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

12 Mei 2022

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Ministers Meeting (SMM) air dan sanitasi 2022 yang akan dilaksanakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Garap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan

28 Juni 2019

Garap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan

Perum Jasa Tirta II bekerja sama dengan Korea Water Resources Coperation (K-Water) dalam bidang pengelolaan sumber daya air di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Lindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama

10 Oktober 2017

Lindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama

Tiga kementerian menandatangani kerja sama untuk melindungi dan mengoptimalkan sumber air lewat fungsi situ, danau, embung, dan waduk (SDEW).

Baca Selengkapnya

Penuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer

1 Oktober 2017

Penuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun dua embung baru yakni Embung Rawasari dan Embung Indulung.

Baca Selengkapnya

50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik

24 Agustus 2017

50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik

Pemerintah Pakistan sangat menaruh perhatian terhadap meningkatnya ancaman racun arsenik yang ditimbulkan dari sumber air.

Baca Selengkapnya

Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut

12 Agustus 2017

Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut

Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet mengatakan warga pulaunya enggan mengkonsumsi air minum hasil penyulingan air laut menjadi air tawar.

Baca Selengkapnya

Penyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya  

12 Agustus 2017

Penyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya  

Dirut PAM Jaya Erlan mengatakan instalasi penyulingan air ini masih milik Kementerian Pekerjaan Umum.

Baca Selengkapnya

Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik  

12 Agustus 2017

Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik  

Lurah Ade mengatakan warga dijanjikan air suling sebanyak 80 meter kubik per hari.

Baca Selengkapnya

Air Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun

31 Juli 2017

Air Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun

Air keran di pemukiman, tak semua steril dari racun yang berbehaya bagi tubuh.

Baca Selengkapnya