Tarif Kopaja AC Naik Jadi Rp 5000

Reporter

Editor

Kamis, 15 September 2011 16:33 WIB

Sejumlah pekerja melakukan persiapan bus Kopaja AC trayek S-13 jurusan Ragunan-Slipil di Pool Kopaja, Ciganjur, Jakarta, (2/8). ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Daerah DKI Jakarta belum menetapkan besaran penyesuaian tarif bus Kopaja AC S-13 jurusan Ragunan belakang-Grogol. Meski demikian, penumpang tidak lagi ditarik bayaran sebesar Rp 2.000 lagi. Sejak Senin, 12 September 2011 lalu, kondektur angkutan tersebut menarik ongkos Rp 5.000 ke setiap penumpang.

"Iya, sudah tidak Rp 2.000 lagi. Sekarang tarifnya Rp 5.000 tapi tidak tahu sampai kapan," kata seorang sopir Kopaja S-13, Syaifudin, Kamis, 15 September 2011.

Meski naik menjadi Rp 5.000, namun tidak ada sosialisasi yang diberikan Kopaja AC. Berdasarkan pantauan Tempo, tidak ada pengumuman di moda transportasi itu yang menjelaskan tentang kenaikan tarif tersebut. Kondektur hanya menjelaskan secara lisan mengenai kenaikan tarif tersebut.

Kenaikan tarif secara mendadak ini mendapat respon miring dari penumpang. Ilham Saputra, warga Kemanggisan, Jakarta Barat, misalnya. Lelaki 27 tahun ini mengaku tidak masalah dengan kenaikan tarif Kopaja AC. Alasannya, dia sudah menduga sejak awal bila Kopaja AC tidak selamanya bertarif Rp 2.000. "Tapi harus ada sosialisasinya. Kalau mendadak seperti ini, tidak ada pengumuman, ya kaget lah," ujar Ilham.

Ketua Umum Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja), Nanang Basuki mengaku tidak mengetahui adanya kenaikan tarif dari Rp 2.000 menjadi Rp 5.000 tersebut. "Itu di luar pengetahuan saya. Nanti dicek ke bagian operasional," kata Nanang.

Nanang mengaku belum mengetahuinya apa sanksinya jika Kopaja AC menaikkan tarif sepihak. "Kami lihat dulu fakta di lapangannya, baru ambil keputusan sanksi," ujarnya.

Nanang mengemukakan, tetap berkukuh meminta penyesuaian tarif sebesar Rp 6.000 kepada Pemerintah Jakarta. "Harga Rp 2.000 per penumpang itu hanya tarif promosi. Sekarang kami minta pemerintah daerah agar menaikkannya ke Rp 6.000 per orang."

Dalam satu hari operasi, lanjut dia, Kopaja AC memerlukan dana sekitar Rp 700 ribu per armada. Angka itu di luar pembiayaan untuk pihak manajemen dan pengelola. Biaya Rp700 ribu tersebut, terdiri atas biaya bensin sebesar Rp 310 ribu dan upah dua sopir serta dua kondektur sekitar Rp 400 ribu. "Dalam sehari ada dua shift sopir dan kondektur dan mereka kami gaji," ujarnya.

Permintaan Kopaja ke Pemerintah Daerah DKI untuk menyesuaikan tarif di angka Rp 6.000 mendapat dukungan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). Menurut Ketua DTKJ Asaz Tigor Nainggolan, tidak mungkin Kopaja AC bisa bertahan dengan tarif Rp 2.000 per orang. Berdasar survei pengguna Kopaja S-13, DTKJ merekomendasikan agar tarif bawah angkutan AC tersebut di titik Rp 6.000 dan tarif atas Rp 7.000 per penumpang. Rekomendasi itu dilayangkan DTKJ ke Pemda DKI.

Asaz memberi rekomendasi tersebut, karena dia menganggap bila Kopaja S-13 bukanlah bus reguler. Selain itu, keberadaan Kopaja AC ditujukan untuk perbaikan transportasi umum di Jakarta dan memberikan kenyamanan ke penumpang. "Kalau tetap di angka Rp 2.000, selain hanya akan bertahan dalam hitungan bulan, nantinya bisa menimbulkan sentimen dari Kopaja reguler,” ujarnya.

Wacana kenaikan tarif ini dikritik Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parkesit. Menurut Danang, seharusnya pengelola dan pemerintah sudah menghitung dari awal mengenai biaya operasional Kopaja AC tersebut. Bila Rp2.000 adalah tarif promosi, pengelola sudah dapat memprediksi hingga kapan tarif tersebut berlaku. "Jangan sudah berjalan baru pontang-panting memikirkan tarif selanjutnya," ujar Danang.



CORNILA DESYANA




Berita terkait

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

1 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

4 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

7 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

14 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

17 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

18 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

23 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

24 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

25 hari lalu

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.

Baca Selengkapnya