Petugas kepolisian melakukan proses indentifikasi pada toko mas yang dirampok di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (24/2). ANTARA/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO , Jakarta:Juru Bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan bahwa aksi perampokan toko emas di pasar Ciputat, Tangerang Selatan, tak terkait jaringan teroris. Perampokan tersebut murni kriminal penjahat profesional. “Tidak ada indikasi keterkaitan dengan teroris,” kata Rikwanto saat dihubungi Kamis 1 Maret 2012 sore.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Toni Harmanto sempat menduga perampokan tersebut terkait terorisme. “Dari informasi kami sebelumnya, diduga seperti itu,” kata Toni, Sabtu 25 Februari 2012 lalu. Bahkan, kata Toni, Polda Metro sempat melibatkan tim Datasemen Khusus 88 untuk mengejar pelaku.
Perampokan di pasar Ciputat terjadi pada Jumat 24 Februari 2012 siang. Sebelas perampok yang datang dengan empat motor dan dua mobil menggondol emas dari empat toko yang terdapat di sana. Mereka menodongkan senjata api kepada para penjaga toko emas lalu kemudian menembakan senjata api ke dalam toko. Setelah itu, para pelaku memecahkan kaca dengan martil lalu mengambil perhiasan kemudian melarikan diri.
Hingga kini polisi menangkap lima tersangka terkait perampokan tersebut. Mereka adalah Toni, Edy Sumarno 27 tahun, Muhammad Ibrahim (26), dan Suratno (37). Toni tidak ikut merampok, tapi ia berperan menyediakan tempat singgah bagi para eksekutor setelah merampok.
Rikwanto mengatakan Ibrahim dan Edy adalah residivis kasus perampokan. Mereka pernah dipenjara di Sumatera Selatan. “Rampok sudah profesi mereka,” katanya.
Kini polisi masih mengejar tujuh tersangka lain. Polisi mengejar mereka ke berbagai tempat di luar pulau Jawa. “Tapi tidak bisa disebutkan di mana,” katanya.