Ratusan Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) merusak dan membakar Pos Polisi di Pertigaan Jalan Sultan Alauddin - AP Pettarani Makassar, Rabu (28/3). Aksi tersebut merupakan lanjutan protes mahasiswa terkait rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mengantisipasi gelombang unjuk rasa yang memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak, Polda Metro Jaya tetap menyiagakan personelnya hingga Kamis, 5 April 2012. "Jumlah personel tetap 22 ribu dan TNI sebanyak 8.000 personel," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Rabu, 28 Maret 2012.
Bantuan personel dari TNI, kata Rikwanto, adalah atas permintaan Polda untuk membantu mengamankan obyek-obyek vital, seperti pusat perbelanjaan. Penjagaan juga dilakukan untuk mengamankan SPBU, baik secara langsung, maupun patroli di sekitar tempat-tempat tersebut.
Sampai Rabu petang, polisi belum menerima adanya laporan kelompok-kelompok yang mengajukan izin unjuk rasa esok, Kamis 29 Maret 2012. Namun pihaknya mengantisipasi kemungkinan titik-titik lain yang diperkirakan akan digunakan sebagai tempat berunjuk rasa. "Kami pastikan tidak berpusat di Gedung DPR," ia menambahkan.
Terkait kericuhan yang terjadi pada saat unjuk rasa di Gambir, Jakarta Pusat, Rikwanto mengatakan tidak akan ada penambahan jumlah personel. "Pola pengamanan dan perlengkapan akan sama," ia menambahkan.
Kemarin, sekitar 8.000 orang turun ke jalan untuk menolak kenaikan harga BBM. Mereka yang terdiri dari mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat, memadati Gedung DPR-MPR, Istana Negara, dan sekitar Tugu Proklamasi. Aparat dikerahkan dengan dilengkapi tameng dan tongkat.