Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) di Terminal Bekasi, Jawa Barat. Dok. Dinas Perhubungan DKI Jakarta
TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta tetap akan mengoperasikan bus penghubung (feeder) Transjakarta atau Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) Jakarta-Bekasi. Meski selama ini sopir minibus memprotes pengoperasiannya.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, mengatakan pihaknya tak menunggu ada kesepakatan konsolidasi dengan para sopir itu. "Enggak akan ada kesepakatan," ujarnya, Ahad 1 April 2012. "Kami hanya memberi penjelasan kepada mereka."
Menurut dia, para sopir tak perlu khawatir penumpang beralih menggunakan APTB. Kedua bus memiliki spesifikasi berbeda. Pertama, harga tiket APTB sangat berbeda dengan minibus konvensional, yaitu Rp 9.500 dibanding Rp 2.500. Ini membuat penumpang minibus tidak akan mudah berpaling. "Harganya kan jauh," kata Udar.
Kedua, calon penumpang yang disasar APTB adalah komuter Jakarta-Bekasi yang menggunakan mobil dan motor. Pengguna mobil tercatat ada 123.093 perjalanan per hari. Adapun pengguna motor 216.153 perjalanan per hari. Masih ada 68.949 perjalanan per hari yang menggunakan bus angkutan umum.
"Sasaran kami 51 persen pengguna motor dan 29 persen pengguna mobil," kata dia. "Masih ada 16 persen pengguna angkutan umum."
Ketiga, minibus masih punya kelebihan dapat berhenti di mana saja. APTB dirancang dengan deck tinggi sehingga penumpang harus berhenti di halte. Ini dipandang Udar sebagai pertimbangan penumpang masih ada yang memilih minibus. "Kan bisa berhenti-berhenti."
Keempat, kata dia, perhentian minibus dengan APTB berbeda. "Minibus berhenti di Cikarang. APTB di Bekasi," ia menuturkan. Jalur minibus juga melewati Bekasi Timur. Sedangkan APTB lewat Bekasi Barat.
Udar memaklumi sikap sopir yang berdemonstrasi. Menurutnya, mengusahakan perubahan, termasuk dalam soal transportasi, tidak bisa instan. "Perubahan enggak bisa ces-pleng," ucap dia. Karena itu yang dibutuhkan dalam program APTB adalah komunikasi.
Sebelumnya, pada 28 Maret lalu, sopir minibus jurusan Pulo Gadung-Bekasi sempat memprotes kehadiran APTB. Mereka khawatir pendapatan akan berkurang. Akibat protes itu, sampai hari ini, Ahad 1 April 2012, bus APTB belum beroperasi penuh. Baru lima dari 15 armada yang berjalan.