TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memantau proses verifikasi laporan harta kekayaan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Senin, 14 Mei 2012. KPU berharap data itu bisa mereka peroleh sebelum kampanye digelar. "Kalau terlalu mepet masa kampanye, nanti (bisa) dimanfaatkan untuk isu miring," kata Ketua Kelompok Kerja Pencalonan KPU Jakarta Jamaluddin F. Hasyim.
Menurut Jamaluddin, data kekayaan itu seharusnya sudah diterima KPU setelah para calon ditetapkan sebagai peserta pemilihan. Namun data yang dimiliki KPK ternyata masih berupa data mentah yang belum diverifikasi. “KPK terhambat kekurangan tenaga verifikasi data,” katanya. Diperkirakan proses verifikasi baru selesai pada Juni mendatang.
Jika diserahkan Juni, menurut Jamaluddin, waktunya terlalu mepet dengan masa kampanye yang diagendakan pada 24 Juni-7 Juli. Karena itu, Komisi Pemilihan bersedia menerima data para calon, apa pun bentuknya. "Tidak jadi masalah kalau belum diverifikasi, nanti bisa diberi keterangan di bawahnya."
Data kekayaan itu, kata Jamaluddin, tidak akan digunakan KPU untuk mendiskualifikasi calon. Begitu juga jika dalam proses verifikasi ternyata ditemukan ada harta kekayaan yang mencurigakan. "Sanksi tentunya datang dari masyarakat, semacam sanksi moral," ujarnya.
Juru bicara KPK, Johan Budi, mengatakan proses verifikasi hingga saat ini masih berjalan. "Ada tim yang melakukan verifikasi terhadap masing-masing calon," katanya. Dia tidak bisa memastikan kapan proses tersebut akan selesai. Menurut Johan, KPK siap menindak pasangan yang terbukti melakukan pemalsuan laporan harta kekayaan.
Akhir pekan lalu, KPU Jakarta telah menetapkan enam pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang lolos sebagai peserta pemilihan. Mereka adalah Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Hendardji Supandji-Ahmad Riza Patria, Joko Widodo-Basuki Tjahaja, Hidayat Nurwahid-Didik J. Rachbini, Faisal Basri-Biem Benyamin, dan Alex Noerdin-Nono Sampono.
SYAILENDRA | ANGGRITA DESYANI | SUSENO
Berita Terkait:
Gaji Gubernur versus Modal Kampanye
Aneka Taktik Merebut Simpati Publik Jakarta
Faisal Basri: Relokasi Kampung Ambon Tidak Tepat
Ini Pesan Ibas untuk Jubir Kampanye Foke-Nara
Mau Kampanye, Jokowi Cuti
Berita terkait
Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017
27 November 2023
Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.
Baca SelengkapnyaAnies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal
30 September 2023
Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal
Baca SelengkapnyaDi Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017
14 Februari 2023
Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu
11 Februari 2023
Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.
Baca SelengkapnyaPolitikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan
11 Februari 2023
Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.
Baca SelengkapnyaSoal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu
6 Februari 2023
Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.
Baca SelengkapnyaFadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI
6 Februari 2023
Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.
Baca SelengkapnyaPesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung
31 Januari 2022
Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.
Baca SelengkapnyaMUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan
20 November 2021
Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.
Baca SelengkapnyaBaca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI
20 Mei 2021
Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.
Baca Selengkapnya