Antisipasi Teroris, Depok Mendata Penghuni Kontrakan

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 16 September 2012 15:13 WIB

Rumah tempat penggerebekan terduga teroris, Firman, di Kompleks Taman Anyelir 2, Depok, Jawa Barat. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Depok - Untuk mengantisipasi aktivitas pelaku teror di Kota Depok, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok melakukan penyisiran dari bawah. Mulai dari rukun tetangga (RT), kelurahan, sampai ke kecamatan diintensifkan mendata kembali penghuni kontrakan di daerahnya masing-masing.

"Kami bekerja sama dengan RT sampai kecamatan melakukan pendataan kembali, terutama terhadap penghuni kontrakan," kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Depok Muliyamto saat dihubungi Tempo, Minggu, 16 September 2012.

Muliyamto mengatakan operasi ini sebenarnya rutin dilakukan setiap tahun setelah Lebaran. Namun, saat ini berbeda karena adanya isu teror yang belakangan mengguyur Kota Depok. Beberapa tersangka teroris itu dikabarkan bukan dari Depok, tetapi para pengontrak. "Kami takutkan masih ada lagi (teroris), terutama pemilik kontrakan agar hati-hati," kata dia.

Menurut dia, pemilik kontrakan dan kos harus waspada terhadap para penyewa kontrakan. Identitas penyewa harus jelas dan dilaporkan ke Ketua RT dan RW. Setelah mereka masuk, pemilik kontrakan harus meminta kartu tanda penduduk (KTP) atau identitas lain orang itu untuk diberikan ke RT dan RW. "Pemilik kontrakan harus menjamin keamanan kontrakannya," kata dia.

Masalahnya, kata dia, banyak pemilik kontrakan yang tinggal di luar Kota Depok. Hal ini menyebabkan para penghuni kontrakan bebas keluar masuk. "Akhirnya banyak yang tidak terkontrol."

Muliyamto mengimbau agar RT dan RW bekerja lebih keras untuk menanggulangi masalah ini.

Ia juga meminta warga Depok yang belum memiliki KTP bisa secepatnya mengurus. Saat ini, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mencatat jumlah warga Kota Depok sebanyak 1,8 juta orang. Jumlah itu belum termasuk pendatang yang tidak melaporkan. "Masih banyak yang sudah lama di Depok, tetapi tidak punya KTP Depok," kata dia.

Pada Rabu, 5 September 2012, Densus 88 menangkap tersangka teroris Firman di Perumahan Taman Anyelir 2, Kalimuliya, Depok. Selanjutnya, terjadi ledakan bom di sebuah rumah kontrakan di Jalan Nusantara, Beji, pada 9 September 2012. Selang dua hari, penggerebekan kembali terjadi di Bojonggede.

Selain Firman, serangkaian kejadian itu melibatkan tersangka Anwar yang tewas akibat ledakan bom di Beji. Tersangka Yusuf Rizaldi dan Muhammad Thorik waktu itu sempat lari dari kontrakannya di Depok. Yusuf dan Thorik akhirnya menyerahkan diri ke polisi.

Ketua RT 03 RW 06 Keluran Pondok Cina, Rokib Maulana, menambahkan, pendataan ulang hanya dilakukan kepada penghuni kontrakan. "Ketakutan kepada teroris kan hanya pada penghuni kontrakan," kata dia.

Rokib memastikan, hari ini dirinya akan mengumpulkan semua identitas para pengontrak. Mereka yang belum punya KTP, dianjurkan memberi identitas lainnya, seperti kartu mahasiswa dan surat izin mengemudi (SIM). "Sore ini saya langsung keliling," kata dia.

ILHAM TIRTA



Terpopuler:
Kekasih Olla Ramlan Calon Wakil Bupati Tangerang

Logo Gajah Ekstasi Milik Raja Bisnis Narkoba

Kereta Dilempari Batu, Wajah Masinis Robek

Rumah Thorik Digeledah Gegana

Polisi Selidiki Pelemparan Molotov di Taman Sari

Berita terkait

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.

Baca Selengkapnya

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.

Baca Selengkapnya

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.

Baca Selengkapnya

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.

Baca Selengkapnya

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.

Baca Selengkapnya

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.

Baca Selengkapnya

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.

Baca Selengkapnya

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.

Baca Selengkapnya