Massa Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) membakar mobil pemadam kebakaran ketika mereka berdemo di depan Kedubes AS, Jalan Merdeka Selatan, Senin (17/9). TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polres Jakarta Pusat Komisaris Besar A.R. Yoyol mengatakan, kepolisian menerjunkan 3.000 personel gabungan untuk mengamankan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan. Menurut Yoyol, hari ini Kedubes AS akan digoyang unjuk rasa terkait pembuatan dan penayangan film kontroversial Innocence of Muslims yang dianggap menghina Nabi Muhammad. “Ada yang mau unjuk rasa di depan Kedubes AS,” kata Yoyol, Jumat, 21 September 2012.
Ratusan polisi berjaga di depan Kementerian BUMN. Dalam arahan siang tadi di Monas, petugas yang berjaga di garda depan (arah menuju Gambir) bertugas menyisir senjata tajam dan barang-barang yang membahayakan ketertiban unjuk rasa. "Kami ditugaskan men-sweeping pendemo," ujar salah seorang petugas polisi yang tak mau disebut nama dan kesatuannya.
Warga yang ditemui Tempo sekitar lokasi terpecah opininya. Ana, 24 tahun, seorang pegawai negeri, mengatakan, pengamanan tersebut memberi rasa aman. "Apalagi kantor saya di sini, jadi tenang," ujarnya.
Demonstrasi yang berlangsung Senin lalu, 10 September 2012, sempat membuatnya sedikit trauma. Ratusan massa dari organisasi massa Islam sempat bikin ricuh dengan melempari barikade polisi yang menjaga kedutaan dengan batu.
Riki, 27 tahun, seorang pegawai swasta yang kebetulan sedang berada di sana, mengatakan, pengamanan tersebut berlebihan. "Memang harus, ya, dijaga seketat ini?" ujarnya. Menurut dia, tak setiap demonstrasi berakhir dengan kericuhan. Antisipasi ini dinilainya berlebihan. Sebab, dalam berita yang baru dibacanya di sebuah media online, disebutkan bahwa jumlah pendemo hanya mencapai seratus orang.