TEMPO.CO , Jakarta - Siswa SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 Bulungan mendapat pelatihan Emotional and Spiritual Quetient (ESQ) bersama-sama.
Lebih dari 500 siswa kelas X dari kedua sekolah berkumpul di gedung Menara 165 di Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan. Sejak pukul 07.00 WIB mereka beraktivitas bersama.
Para siswa mendengarkan materi tentang asal-muasal kehidupan, memainkan bermacam game, hingga joget bareng ala "gangnam data-style" yang tengah hits. Dalam aula yang luas mereka duduk bercampur-baur. Para trainer menerapkan cara ini supaya para siswa tak membuat kelompok sendiri.
Namun pelatihan yang baru berjalan sehari itu belum benar-benar mampu membuat siswa kedua sekolah akur setelah tawuran yang menelan satu korban jiwa pada 24 September silam.
Di dalam ruangan, mereka memang tampak asyik beraktivitas. Contohnya, membuat rantai manusia dengan berpegangan tangan dengan kawan di sebelahnya, bahkan berpelukan dengan kawan-kawannya tanpa memandang asal sekolah. Tetapi, lagi-lagi itu adalah instruksi para trainer ESQ.
Begitu mereka diizinkan keluar ruangan untuk jeda salat zuhur, pemandangan berubah. Siswa yang mengenakan batik dipadu rok atau celana abu-abu membuat kelompok-kelompok sendiri. Mereka adalah siswa SMA 70.
Sama halnya dengan siswa SMA 6 yang mengenakan batik dengan celana jeans. Mereka juga lebih suka bergabung dengan teman satu sekolahnya. "Kalau murid ceweknya, sih, baik-baik. Tapi yang cowoknya itu, loh, rusuh," ujar seorang siswi dari SMA 70 Bulungan.
Gadis itu mengatakan sesi pelatihan yang sudah berlangsung setengah hari itu belum mempan menyentuh hatinya. "Aku belum merasa tersentuh, tuh," ujarnya sambil tersenyum-senyum. Kontan teman-temannya menertawakan. "Wah, itu sih loe-nya aja. Padahal kita semua pada nangis," ujar rekannya.
Adapun murid-murid lelaki kedua sekolah belum tampak berbaur. Saat siswa SMA 70 sibuk memanfaatkan waktu untuk foto bersama, siswa SMA 6 pun mengobrol dengan teman-temannya sendiri.
Salah satu siswa SMA 6 bahkan terang-terang mengaku belum bisa berdamai dengan siswa sekolah tetangganya. "Walaupun sudah ada pelatihan begini, tetap saja susah lupanya," kata dia mengacu pada peristiwa tawuran pada 24 September silam yang menewaskan kawan seangkatannya itu.
Namun ada pula siswa SMA 70 yang menanggapi pelatihan dengan optimistis. "Saya merasa banyak yang didapat dari pelatihan ini, tapi nggak tahu kalau teman-teman lain," kata dia.
Sayangnya, dia pun tak yakin pelatihan tersebut akan berpengaruh dalam jangka waktu panjang. "Setelah mendapat pelatihan mungkin bisa dingin untuk sementara waktu, tetapi satu tahun kemudian kan belum tentu," ucap siswa berkacamata ini.
Pelatihan ESQ yang dijalani siswa SMA 70 bersama SMA 6 memang belum rampung. Mereka masih akan mendapat berbagai materi hingga sore hari ini. Rencananya, setiap angkatan akan mendapat pelatihan selama dua hari.
Siswa kelas X mendapat pelatihan pada hari Kamis dan Jumat. Sementara siswa kelas XI mendapat giliran pada tanggal 23-24 Oktober. Rangkaian pelatihan akan berakhir pada 29-30 Oktober dengan peserta dari kelas XII.
"Memang sengaja kami pilih kelas X lebih dulu karena mereka masih baru dan belum terlalu terpengaruh suasana kedua sekolah," kata Direktur Hubungan Masyarakat ESQ, M. Hasanuddin Thoyieb.
ANGGRITA DESYANI
Berita terpopuler lainnya:
Siswa SMA 6 dan SMA 70 Joget ''Gangnam Style''
Orangtua Tersangka SMAN 70 Ajukan Keberatan
Kuasa Hukum FR Bantah Kliennya Bunuh Alawy
Berita terkait
Polisi Tangkap Pelajar SMK Terlibat Tawuran yang Tewaskan Siswa SMP
29 Mei 2022
Polisi menangkap satu orang pelaku tawuran yang mengakibatkan seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) berinisial F (17) tewas.
Baca SelengkapnyaSatu Tewas Dalam Tawuran Pelajar di Cileungsi
14 September 2018
Polisi telah menangkap 18 siswa yang diduga terlibat dalam tawuran pelajar di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol Desa Cileungsi Kidul.
Baca SelengkapnyaTawuran Sadistis, KPAI: Sekolah Jangan Cuci Tangan
8 September 2018
KPAI meminta pihak sekolah jangan cuci tangan dengan mengeluarkan siswa pelaku tawuran dari sekolah.
Baca SelengkapnyaTawuran Pelajar Direncanakan Lewat Medsos, Polisi Bakal Patroli Siber
6 September 2018
Pada tawuran kelompok Sparatiz dengan Redlebbels didahului tantangan lewat Line dan Instagram.
Baca SelengkapnyaPolisi Tetapkan 10 Tersangka Tawuran Sadistis Remaja di Kebayoran Lama
6 September 2018
Tawuran pelajar sadistis yang melibatkan dua geng remaja menyebabkan seorang pelajar SMA Muhammadyah tewas.
Baca Selengkapnya10 Kamera CCTV Pengawas Tawuran di Pasar Rumput Belum Terpasang
5 September 2018
Hingga saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memasang kamera pengawas atau CCTV di Pasar Rumput, meski marak tawuran di daerah itu.
Baca SelengkapnyaPelaku Tawuran di Kebayoran Terlacak, Polisi Tangkap 29 Pelajar
4 September 2018
Polisi bertindak tegas kepada pelajar-pelajar yang terlibat tawuran itu karena perilaku mereka cenderung sadistis.
Baca SelengkapnyaPelaku Tawuran di Kebayoran Sadistis, Polisi: Dipengaruhi Miras
4 September 2018
Pelajar-pelajar yang ditangkap mengakui telah menenggak minuman keras sebelum mereka tawuran dengan kelompok lawan.
Baca SelengkapnyaPolisi Sebut Ada Pergeseran Pola Tawuran Pelajar di Jakarta
4 September 2018
Polisi melihat adanya pergeseran pola tawuran pelajar yang terjadi di DKI Jakarta. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan tawuran saat ini banyak terjadi pada malam dan dini hari, dari yang biasanya siang atau sore selepas pulang sekolah
Baca SelengkapnyaTawuran Pelajar Sadistis Diawali Tantangan di Instagram
4 September 2018
Tawuran pelajar yang terjadi di depan Apartemen Belleza itu melibatkan lebih dari 50 remaja.
Baca Selengkapnya