Mahasiswa Universitas Pamulang menunjukan peluru yang digunakan aparat kepolisian saat membubarkan aksi unjuk rasa di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/10). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Sebanyak tujuh orang mengalami luka serius dalam bentrokan mahasiswa versus polisi di Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Kamis, 18 Oktober 2012. Mereka terdiri dari lima polisi dan dua mahasiswa Unpam.
Kepala Polisi Sektor Pamulang, Komisaris Moch Nasir, membantah adanya bentrokan fisik antara polisi dan mahasiswa dalam kerusuhan itu. "Tidak ada bentrok fisik. Kalaupun ada yang terluka, itu karena lemparan batu," katanya di Polsek Pamulang.
Nasir mengatakan, aksi mahasiswa yang memanas akhirnya membuat polisi mengambil langkah pengamanan dengan melepaskan tembakan peringatan dan tembakan air mata. Tapi, kata dia, peringatan polisi tersebut dibalas dengan lemparan batu oleh para mahasiswa.
Adapun anggota kepolisian yang terluka adalah Aipda Samsudin, luka di bagian kepala; Pritu Dedi, pelipis mata robek; Aipda Supeno; Briptu Sulistyo; dan Brigadir Suryana. Dua mahasiswa yang luka adalah Zundi Fajri dan Feri Irawan.
Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat, menyatakan pelepasan tembakan peringatan dan gas air mata dilakukan sebagai langkah pengamanan karena aksi massa sudah tidak terkendali lagi. "Ini sudah proporsional," katanya.
Wahyu mengatakan, dua mahasiswa diamankan dalam peristiwa ini dan sedang dalam proses pemeriksaan. Sedangkan keamanan di area kampus Unpam hingga sore ini masih diperketat.
Polisi Sebut Ada Pergeseran Pola Tawuran Pelajar di Jakarta
4 September 2018
Polisi Sebut Ada Pergeseran Pola Tawuran Pelajar di Jakarta
Polisi melihat adanya pergeseran pola tawuran pelajar yang terjadi di DKI Jakarta. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan tawuran saat ini banyak terjadi pada malam dan dini hari, dari yang biasanya siang atau sore selepas pulang sekolah