Ratusan PKL Digusur dari Stasiun Duri  

Reporter

Rabu, 24 Oktober 2012 16:34 WIB

Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) berjualan di kawasan Asemka, Jakarta. TEMPO/ Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -- Ratusan pedagang kaki lima di Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, digusur, Rabu, 24 Oktober 2012. Sekitar 200 pedagang yang sehari-hari berjualan di kawasan stasiun harus berhenti berdagang karena mengganggu ketertiban stasiun. "Kami lakukan sterilisasi ini juga untuk keselamatan semuanya," kata juru bicara PT KAI Daerah Operasional I, Mateta Rizallulhaq.

Mateta mengatakan, fungsi stasiun bukan untuk berdagang. Karena itu, ujar dia, area stasiun harus bersih dari pedagang sehingga stasiun hanya diisi oleh para penumpang. "Hanya boleh ada penumpang, tidak ada pedagang," ujarnya.

Menurut Mateta, Stasiun Duri merupakan salah satu stasiun yang sangat penuh arus lalu lintas kereta api. Dia mengatakan, tiap hari ada 150 jadwal keberangkatan kereta api untuk mengangkut para penumpang. "Jadi penggusuran ini juga demi keselamatan bersama," kata dia.

Mateta mengatakan, PT KAI berencana meningkatkan pelayanan. Bahkan, dia mengatakan, Stasiun Duri itu nantinya akan menggunakan standar pelayanan internasional. "Jadi, agar sesuai standar pelayanan internasional, stasiun harus steril," katanya.

Untuk menjaga agar area stasiun tetap steril, PT KAI akan memasang pagar agar pedagang tidak bisa berjualan lagi. "Besok rencananya kami pasang," ujarnya.

Sekitar 150 orang dari polisi khusus kereta api menertibkan para PKL itu. Tidak ada perlawanan dari para pedagang yang berjualan di area stasiun. Mereka bahkan ikut membantu petugas merapikan barang dagangannya.

Menurut Roni, 31 tahun, yang sehari-hari berjualan minuman, penertiban itu dilakukan memang sesuai peraturan. Dia juga mengaku tahu jika tidak boleh berjualan di area stasiun. "Tahu, tapi karena banyak yang jualan, jadi ikutan saja, sekarang digusur, ya, tidak apa-apa," katanya.

Sedangkan Leni, 40 tahun, yang sehari-hari berjualan sayur, mengaku pasrah jika harus diusir dari tempatnya berjualan selama ini. Dia juga mengaku belun tahu akan berjualan di mana setelah penggusuran itu. "Belum tahu, mungkin ikut teman-teman saja mau jualan di mana besok," ujarnya.

Mateta sudah menyiapkan tempat khusus untuk merelokasi para pedagang kaki lima itu. Ada tiga tempat yang akan digunakan untuk merelokasi para pedagang. "Tempatnya di Pejagalan (Pekoja), Perniagaan (Tambora), dan Mitra (Jembatan Lima)," katanya.

DIMAS SIREGAR

Berita lain:

Basuki: Kami Tidak Keteteran Hadiri Acara

Tiga Jam Menanti Jokowi

Jokowi Bahas Ruang Publik Kreatif Jakarta

Usulan Cara Agar DPRD Setujui Program Rusun Jokowi

Mahasiswa Unpam Mengaku Dipukuli di Tahanan Polda




Berita terkait

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

18 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

20 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

27 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

30 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

39 hari lalu

Ramai Kabar Penggusuran, Otorita IKN Datangi Warga Desa Bukit Raya Sepaku

Otorita IKN mendatangi warga Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Otorita IKN menyebut kedatangannya sebagai ajang silaturahmi antara pemerintah dan warga di bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

41 hari lalu

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.

Baca Selengkapnya

Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

42 hari lalu

Disebut Kirim Surat Peringatan Agar Warga di IKN Berhenti Garap Lahan, Ini Penjelasan Badan Bank Tanah

Syafran membantah Badan Bank Tanah berupaya menggusur warga Penajam Paser Utara demi kepentingan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Penjelasan NGO dan OIKN Atas Sengkarut 'Penggusuran' Warga, Bos Lion Group Angkat Bicara

43 hari lalu

Terkini Bisnis: Penjelasan NGO dan OIKN Atas Sengkarut 'Penggusuran' Warga, Bos Lion Group Angkat Bicara

Berita terkini ekonomi bisnis hingga Kamis sore ini antara lain 'penggusuran' warga RT 05 Pemaluan, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Nasib Warga di IKN, Kena Praktik ala Kolonial hingga Terancam Digusur

43 hari lalu

Nasib Warga di IKN, Kena Praktik ala Kolonial hingga Terancam Digusur

KPA menyoroti surat Badan Bank Tanah kepada warga yang bermukim di Ibu Kota Nusantara atau IKN

Baca Selengkapnya

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

43 hari lalu

Sengkarut 'Penggusuran' Warga di IKN, Ini Kata NGO dan OIKN

Surat yang minta Warga Pemaluan di kawasan IKN membongkar rumah mereka menjadi sorotan. OIKN berjanji bedah rumah warga yang tak sesuai master plan.

Baca Selengkapnya