Alasan Angkot Kalah Pamor dengan Motor  

Reporter

Selasa, 30 Oktober 2012 10:03 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, Muhammad Akbar, mengatakan sekarang saatnya alat transportasi publik bersaing ketat dengan alat transportasi pribadi. Sehingga, perusahaan angkutan harus memperbaiki sistem manajemennya untuk menarik minat masyarakat menggunakan alat transportasi massal.

"Sekarang angkutan kota kalah bersaing dengan motor," katanya, Senin 29 Oktober 2012. Kondisi ini terjadi di berbagai kota di Tanah Air. "Perusahaan angkutan menuju kebangkrutan," kata dia melihat mudahnya masyarakat mengkredit pembelian motor dan mobil.

Kecenderungan itu karena pelayanan transportasi publik yang mengecewakan. Praktek yang umum terjadi di perusahaan angkutan, menurut Akbar, adalah penekanan keluarnya modal dengan mengurangi jumlah bus yang beroperasi. Akibatnya, "Penumpang didesak masuk ke dalam bus," ujarnya.

Satu bus menampung dua kali lipat jumlah penumpang dari idealnya. Penumpang jadi enggan menggunakan angkutan umum dan berusaha memiliki kendaraan pribadi. Di DKI, berdasarkan data Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan kendaraan di Ibu Kota tercatat 8,1 persen.

Akbar menyebut, jika pemerintah membiarkan kondisi ini, lama-kelamaan angkutan umum bisa punah. "Kalau pemerintah enggak sadar, kota bisa rusak. Tidak ada lagi transportasi publik. Padahal angkutan ini kewajiban pemerintah."

Meski BLU masih mendapat banyak kritik soal pelayanan, Akbar tetap percaya diri mempromosikan manajemen Transjakarta. Menurut dia, banyak kota belajar dari Jakarta dalam soal bus rapid transit. Sebutlah Bogor, Yogyakarta, Batam, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Solo, Semarang, dan Bandung.

Kini BLU meluncurkan buku yang merangkum sistem pengelolaan Transjakarta agar bisa ditiru oleh daerah lain. Ditulis oleh Bani Saksono, Darmaningtyas, dan Achmad Izzul Waro, buku setebal 222 halaman ini menjelaskan detil manajemen busway. "Semoga kalau membaca ini, pemerintah daerah terinsipirasi membuat yang seperti busway," Akbar berujar.

Dia berharap pemerintah di daerah-daerah di Indonesia memiliki transportasi yang tidak hanya dikelola dengan logika ekonomi konvensional, melainkan mencontoh BLU yang mengontrak perusahaan bus. Dengan begitu, pelayanan kepada penumpang lebih baik. Perusahaan bus tidak lagi perlu mengejar setoran lewat penampungan penumpang melebihi kapasitas bus. "Sebab, bus sudah dicarter oleh BLU," ujarnya.

BLU juga mendorong pemberian subsidi pada penumpang agar tertarik naik transportasi publik. Meski, "Di kota yang daya beli masyarakat sudah tinggi, tidak perlu subsidi," Akbar berujar.

ATMI PERTIWI

Berita Lainnya:
Ini Para Pemenang Gambara Photo Award 2012
Anak HIV/AIDS Dapat Kartu Sehat Program Jokowi?
Kisah-kisah Flores dalam Gambar
Jokowi Benahi Transportasi, DPRD Merasa Diabaikan
5 Hal Unik di Pasar Geliting Maumere
6 Tempat Menarik di Maumere
Lima Wisata Bahari Maumere

Berita terkait

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

3 jam lalu

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

20 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

2 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

4 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

7 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

14 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

18 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

19 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

24 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

25 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya