TEMPO.CO, Jakarta - Kemacetan di satu sisi mengesalkan banyak orang karena membuang waktu dan membuang uang. Namun, bagi pembaca peluang seperti Nadiem Makarim, macet adalah uang. Pemuda peraih gelar MBA dari Universitas Harvard ini melihat bahwa bisnis ojek secara profesional belum ada yang menekuni.
Akhirnya pada awal 2011, lahirnya Go-Jek, perusahaan transportasi yang mengandalkan ojek. Ojek sudah menjadi solusi tahunan kemacetan Jakarta. Akan tetapi, belum ada yang mengelola secara resmi.
Jadi, penumpang harus datang memanggil sang abang ojek dan menawar harga untuk sampai tujuan tertentu. Terkadang ada abang ojek yang sudah dipercaya hingga bisa dipanggil berdasarkan pesanan, tapi itu biasanya sudah langganan dan berada di kawasan tertentu.
Konsep Go-Jek, seperti yang tertuang dalam situs go-jek.com, mengadopsi sistem manajemen taksi yang sudah ada. Mereka menyediakan call center, mengelola sosial media, hingga pesan instan melalui Yahoo!. Dengan demikian, pelanggan lebih mudah untuk memesan dari kawasan mana saja yang ada di Jakarta.
"Menurut kami, profesi ojek patut ditingkatkan menjadi layanan profesional yang dapat diakses secara mudah," tulis Go-Jek dalam situs resminya. Setahun berdiri, Go-Jek mulai mengembangkan layanan tambahan seperti Instant Courier dan Shopping & Delivery.
Hingga saat ini, Go-Jek sudah memiliki 15 karyawan tetap dengan 450 supir ojek di Jakarta. Posisi teratas ada di tangan Nadiem Makarim sebagai Managing Director. Ia dibantu Brian Cu sebagai Direktur Teknologi dan Keuangan dan Michaelng Moran sebagai Direktur pengembangan Merek.
DIANING SARI
Berita terpopuler lainnya:
Mengenal Transjek, Ojek Berargo
Persaingan, Ojek Mengubah Image Lecek dan Bau
Bisnis Ojek Sudah Masuk Dunia Maya
Selain Transjek, Juga Ada Go-Jek
Berita terkait
Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu
1 hari lalu
Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.
Baca SelengkapnyaDidesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility
3 hari lalu
OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN
6 hari lalu
Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.
Baca SelengkapnyaMudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi
13 hari lalu
Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaPLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran
17 hari lalu
PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.
Baca SelengkapnyaHingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan
18 hari lalu
AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.
Baca Selengkapnya8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik
23 hari lalu
Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang
24 hari lalu
Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaTransportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman
24 hari lalu
Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.
Baca SelengkapnyaTiket Mudik Gratis Diperjualbelikan, Respons Kemenhub dan Kritik Masyarakat Transportasi Indonesia
27 hari lalu
Masyarakat menyoroti tiket mudik gratis yang diperjualbelikan, bagaimana respons Kemenhub? MTI pun memberikan kritik terhadap mudik gratis ini.
Baca Selengkapnya