Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. ANTARA/Dhoni Setiawan
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta sekitar 60 titik rawan banjir di Jakarta diawasi secara ketat. Dia pun meminta Dinas Pekerjaan Umum mengawasi banjir di Jakarta.
"Tanggul sekecil apa pun harus bagus. Jangan sampai jebol," ujar Jokowi di Rumah Makan Medan Baru, Jakarta Utara, Ahad, 25 November 2012.
Dia mencontohkan, dua tanggul sempat jebol, yakni di Halim Perdanakusuma dan Makasar. Jika jebol, air yang mengalir dapat meluas.
Untuk itu, Dinas Pekerjaan Umum Jakarta harus mengontrol setiap saat. Apalagi saat musim penghujan seperti saat ini. "Ini ditangani Suku Dinas Pengairan PU," ujar dia.
Jika ingin cepat rampung, Jokowi akan meminta dinas segera menangani banjir di wilayah tertentu. "Saya telepon untuk segera diperbaiki, untuk segera dikerjakan. Karena itu untuk masyarakat. Kerja lapangan itu kan untuk masyarakat."
Soal biaya penanganan banjir, dia mengakui tidak mengetahui secara detail. Sebab, ada pos-pos anggaran untuk penanganan banjir, seperti pengerukan, pembangunan sodetan, pembuatan drainase, dan posko banjir. "Enggak hafal saya. Banyak banget itu. Enggak pernah saya hafalin rupiah," katanya.
Pada musim hujan ini, dia menjelaskan, pengerukan dihentikan. Menurut dia, pengerukan mesti dilakukan saat musim kering. "Lah, masuk pas bulan basah begini. Wong airnya sudah kayak begitu," katanya.