Hamil 9 Bulan, Dokter Cantik Tusuk Perut Sendiri
Editor
Suseno TNR
Minggu, 9 Desember 2012 18:29 WIB
TEMPO.CO, Depok: Seorang dokter perempuan bernama Tengku Farah Emilia, 30 tahun, nekat menusuk perutnya sendiri menggunakan pisau. Perbuatan itu dia lakukan di sebuah kebun pisang Jalan Nangka RT 06 RW 15, Beji, Kota Depok, tadi siang (Minggu, 9 Desember 2012). Belakangan diketahui bahwa Farah sedang hamil sembilan bulan.
"Awalnya dia mondar mandir di sini, tiba-tiba dia menusuk perutnya," kata Makmur, 40 tahun, saksi mata. Menurut Makmur, wanita itu berparas cantik dan berkulit putih. Tingginya sekitar 165 centimeter. Saat berada di kebun, rambut perempuan itu masih basah. "Dia memakai daster coklat dengan motif bunga."
Belakangan diketahui, Farah tinggal di Komplek DPRK RT 0 RW 08, Kukusan, Beji. Dia datang ke kebun itu dengan berjalan kaki. Padahal jarak rumahnya dengan lokasi sekitar 2 kilometer.
Sebelum masuk ke kebun, Farah berhenti dan duduk dekat rumah yang berada di samping kebun pisang. Seorang bocah melihat pisau dibalik daster Farah. "Ada keponakan saya bilang, Om ada orang bawa pisau," kata Makmur.
Saat Makmur hendak mendekati Farah, tiba-tiba perempuan itu lari ke dalam kebun dan langsung menusukan pisau ke perutnya. "Dua kali dia menusuk ulu hati," kata Makmur. Warga setempat yang melihat kejadian itu sontak berlarian mendekati Farah dan berusaha merebut pisau. Namun Farah tetap mengarahkan pisau itu ke perutnya. "Untungnya pisau dapat di rebut," kata Makmur.
Setelah pisau berpindah tangan, Farah menangis histeris. Polisi datang dan membawa Farah ke Rumah Sakit Graha Permata Ibu, Beji. Menurut Kepala Kepolisian Sektor Beji Ajun Komisaris Agus Widodo, setelah dari rumah sakit perempuan itu dibawa ke Polsek Beji untuk diperiksa. "Kami memberitahu keluarganya, ternyata suaminya juga seorang dokter," kata Agus. Tidak berapa lama sang suami datang ke kantor polisi dan membawa pulang istrinya itu.
Sampai saat ini polisi belum mengetahui motifasi Farah melakukan upaya bunuh diri itu. Sebab, saat dibawa ke kantor polisi, perempuan itu sama sekali tidak bisa diajak bicara. "Dia seperti orang bingung," kata Agus. "Saat suaminya datang dia tidak kenal."
Berdasarkan penjelasan suami Farah, kata Agus, istrinya belakangan ini rajin membaca buku-buku agama. "Suaminya bilang, istrinya sering berhalusinasi, tapi ini belum bisa kita jadikan patokan karena pelaku sendiri belum bisa diajak bicara," katanya.
Agus mengatakan pihaknya akan terus mendalami kasus Farah dengan didampingi keluarga. Bagaimanapun motif Farah yang terhitung aneh harus diungkapkan. "Kami akan mendalami kasus ini," kata Agus.
ILHAM TIRTA