Warga merapikan harta benda yang tersisa dari kebakaran di tenda pengungsian RT 10 RW 04, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Kamis (23/8). TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 2.500 jiwa dari 800 keluarga di daerah Kapuk Muara kehilangan tempat tinggalnya setelah kebakaran menerpa permukiman mereka dinihari tadi. Sekitar 800 rumah tinggal menyisakan puing.
Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, mengatakan musibah kebakaran yang menimpa warga RT 1/RW 2 Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, ini merupakan yang kedua kalinya dalam satu dekade terakhir. "Dulu terakhir 2006," kata Bambang, Selasa, 11 Desember 2012.
Menurut Bambang, kejadian ini disebabkan oleh konsleting arus listrik, sama dengan musibah enam tahun lalu. "Makanya saya berharap warga lebih hati-hati terhadap arus listrik," ujar Bambang. Kini, sebanyak 2.500 warga terpaksa tinggal di tenda darurat yang disedikan Pemerintah Kota Jakarta Utara.
Herti, 53 tahun, salah satu korban kebakaran, berharap pemerintah memberikan bantuan berupa bangunan semi-permanen seperti bangunan yang selama ini ia tempati. "Kalau bisa ya bangunan seperti ini lagi," ujar Herti. Ia mengaku segan mengutarakan bantuan, sebab status tanah yang ditempati tidak jelas. "Kalau soal statusnya saya sendiri tidak tahu asalnya bagaimana."
Wanita paruh baya itu berharap Gubernur Joko Widodo mampu memberikan solusi terbaik bagi warga. "Pak Jokowi kan berjanji akan menyelesaikan lahan yang bersengketa. Kami akan tagih itu," ujarnya.
Hingga kini, kondisi lahan kejadian masih disemuti warga. Puluhan warga masih berada di bekas puing kebakaran. Mereka masih berusaha mencari barang-barang yang bisa diselamatkan.
Sudin Jakarta Pusat Beri Bantuan Tenda Darurat, Selimut, dan Makanan Korban Kebakaran
16 hari lalu
Sudin Jakarta Pusat Beri Bantuan Tenda Darurat, Selimut, dan Makanan Korban Kebakaran
Dinas Sosial DKI Jakarta melalui Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat menurunkan bantuan berupa tenda darurat, selimut, dan makanan kepada korban kebakaran.