Siska Tewas Setelah Ditolak RS Ananda

Reporter

Editor

Jumat, 16 Juli 2004 18:20 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Rumah Sakit Rumah Sakit (RS) Ananda, di Jalan Raya Sultan Agung Km28, Medan Satria dituding menjadi penyebab kematian Siska Yulia, 5 tahun, warga Jalan Kali Mutu Komplek Setia Bina Sarana (SBS) Rt 03/11 Blok B 11, No. 8, Harapan Jaya, Kota Bekasi. Sebab, RS itu menolak merawat korban yang belum memiliki uang kontan Rp 1 juta untuk biaya perawatan. Peristiwa yang penolakan pengobatan RS Ananda kepada anak dari pasangan suami istri Daswin, 30 tahun, dan Siti Maemunah, 26 tahun itu terjadi pada Jumat (16/7) dini hari. Menurut cerita Daswin, saat masuk ke RS, kondisi tubuh korban dalam keadaan panas tinggi. Pihak RS juga belum sempat melakukan diagnosa sehingga gejala yang dialami korban belum diketahui. Oleh pihak RS Ananda, sebelum mendapatkan pengobatan, Daswin harus membayar biaya pengobatan yang dipatok Rp 1 juta saat itu juga. Namun, karena tidak memiliki uang sebesar itu, Darwin meminta kelonggaran waktu pembayaran. "Saya mau cari pinjaman dulu karena saat itu, belum punya uang," kata Daswin. Namun, pihak rumah sakit tetap tidak mau kompromi sebab harga memang sudah dipatok dan dibebankan ke pasien. Daswin yang berkerja sebagai kuli bangunan itu mengisahkan, sebelum anaknya tewas, semenjak Senin (12/7) anaknya mengalami panas tinggi. Selain itu, di sekujur tubuhnya muncul bintik-bintik kemerahan. Saat itu, dia mengira anak semata wayangnya hanya menderita campak saja sehingga dibiarkan dengan harapan akan sembuh dengan sendirinya. Sampai pada Kamis (15/7), demam tinggi pada tubuh Yulia ternyata tidak kunjung menurun. Bahkan, suhu badannya bertambah naik. Setelah itu, Daswin memutuskan untuk membawa Yulia ke klinik Mandala. Setelah diobati, kondisi Siska bukannya membaik, malah demamnya makin tinggi. Oleh dokter yang merawat, Daswin diminta menghubugi rumah sakit lain. Akhirnya, Yulia dibawa ke RS Ananda. Sampai di RS sekitar pukul 19.00 WIB yang langsung dibawa ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD) dan perawat juga langsung memasukan selang infus ke tangan Siska. Oleh pihak RS Daswin harus terlebih dulu membayar uang RP 1 Juta supaya anaknya mendapatkan pengobatan segera. "Saya ke bagian administrasi untuk pendaftaran, saya pilih yang ongkosnya satu juta. Kebetulan, saya tidak bawa uang sebanyak itu. Dan saya minta ditangguhkan pembayarannya," kata dia. Namun pihak rumah sakit menolak. Menurut Daswin, karena tidak bisa membayar saat itu juga, dan tidak ada kelonggaran dari rumah sakit itu, perawat kembali melepaskan selang infus dari tangan Yulia yang tengah menggigil di UGD. Pasien itu pun digotong keluar lagi. Pihak RS menyarankan untuk dirawat saja ke RSUD Bekasi yang biayanya murah. "Anak ini kalau memang harus dirawat, ya memang harus segera dirawat, karena di sini mahal, ya harus cepat dibawa ke RSUD, di sini kita tidak bisa terima," cerita Daswin, menirukan ucapan salah satu staf RS Ananda. Saat itu juga Daswin langsung membawa ke RSUD dengan perasaan sedih karena ditolak. Yulia akhirnya dibawa ke RSUD Bekasi, di Jalan Pramuka, Kota Bekasi. Sampai di RSUD sekitar sekitar pukul 21.00 WIB. Di sana dia sempat sempat mendapat perawatan. Tapi nyawanya tidak tertolong, dan meninggal di RSUD pada Jumat dini hari. Ketika peristiwa itu dikonfirmasika ke Wakil Kepala Humas RS Ananda, Dessy membantah pihaknya menolak pasien. Buktinya, kata dia, pertolongan yang dilakukan pihak RS Ananda sudah dilakukan. "Upaya kami sudah cukup manusiawi. Buktinya, kami sudah sempat pasang infus untuk pertolongan darurat," ungkapnya. Mengenai biaya yang diberikan ke korban, Dessi mengatakan bahwa RS Ananda telah memiliki harga pengobatan. Pihaknya tidak kompromi karena biaya memang sudah dipatok. "Biaya pendaftaran itu memang dibebankan kepada pasien, kalau tidak membayarnya, biaya untuk infus itu dari mana," kata dia. Siswanto ? Tempo News Room

Berita terkait

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

23 hari lalu

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui

Baca Selengkapnya

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

44 hari lalu

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

56 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

1 Maret 2024

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.

Baca Selengkapnya

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

29 Februari 2024

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.

Baca Selengkapnya

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

21 Februari 2024

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

Di Korea Selatan, dokter umum ternyata diupah rendah, sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit dalam praktik swasta dibayar paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

30 Januari 2024

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

Temu Inovator yang diselenggarakan setiap tahun disebutkan untuk meneruskan pembangunan prioritas di daerah itu.

Baca Selengkapnya