Musim Hujan, Sampah di Sungai Naik 6 Kali Lipat  

Reporter

Senin, 7 Januari 2013 10:02 WIB

Sungai Citarum kini menjadi terminal bagi sejumlah sampah kiriman dari kota yang terbawa oleh air hujan. Tumpukan sampah tersebut membuat banjir daerah Dayeuh kolot, Bandung, Jawa Barat. (27/12). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta -- Musim hujan yang tengah berlangsung saat ini justru menimbulkan masalah baru. Kubikasi sampah yang dibuang warga ke sungai mengalami kenaikan hingga enam kali lipat dibanding musim kemarau.

Kepala Operator Saringan Sampah, Kali Sunter Keresek, Jakarta Utara, Deni Irawan, 34 tahun, mengatakan, naiknya debit air tidak diimbangi dengan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke kali. Akibatnya, tumpukan sampah di lokasi saringan menggunung. "Biasanya paling 10 kubik, sekarang bisa 60 kubik," ujarnya kepada Tempo, Senin, 7 Januari 2013.

Saat hujan berlangsung, sampah yang diangkut petugas pintu saringan cukup beragam, mulai sampah plastik, styrofoam, sofa kasur, hingga batang pohon yang runtuh akibat hujan. Sedangkan pada hari biasa hanya sampah plastik dan sampah limbah rumah tangga. "Sekarang lebih beragam, begitu pun jumlahnya, naik beberapa kali lipat," kata dia.

Akibat melimpahnya kiriman sampah, rutinitas petugas pengangkut pun lebih lama dibanding hari biasa. Jika sebelumnya hanya 2-3 kali angkut sehari dengan setiap angkut sekitar 1,5 jam, saat hujan tiba, sekali angkut, sampah dari sungai ke darat bisa mencapai 7 jam dalam 2-3 kali angkut. "Jelas lebih capai. Kami berenam bisa kerja hingga larut
malam," kata dia.

Deni menambahkan, jika pada hari biasa sampah yang diangkut menggunakan tiga mobil jenis dump truck berkapasitas 3-4 kubik, saat musim hujan, kendaraan yang diterjunkan Dinas Kebersihan mencapai empat truk tronton dengan kapasitas angkut 15 kubik per unit. "Kemarin saja berhasil diangkut 60 kubik," ujarnya.

Meskipun beragam program dan imbauan pemerintah dihelat untuk mencegah warga membuang sampah ke sungai, namun kenyataannya hal itu tidak efektif dan justru mencatatkan penambahan tiap tahun. "Lihat saja kubikasinya, namun saya belum tahu berapa persen naiknya dari tahun lalu," kata dia.

Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi saringan sampah, Kali Sunter Keresek, Koja, Jakarta Utara, tumpukan sampah berbagai jenis dari Kali Sunter tampak membumbung tinggi. Bau menyengat yang dihasilkan sampah menjadi bumbu setiap hari bagi petugas. Namun beruntung, mereka berhasil memindahkan sampah-sampah itu ke mobil angkutan dinas dengan baik. Simak berita metropolitan dan persoalannya.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.

Baca Selengkapnya

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh

Baca Selengkapnya

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.

Baca Selengkapnya