Gadis Penderita Tumor Perut Butuh Bantuan

Reporter

Minggu, 13 Januari 2013 16:13 WIB

Imas Masitoh (13 tahun) yang menderita tumor ganas di bagian perutnya di rumahnnya di Desa Wanakerta. kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang. TEMPO/Jhoni Atmanegara

TEMPO.CO, Tangerang - Imas Masitoh, penderita tumor di bagian perut, hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di atas kasur ruang tamu rumahnya di Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya. Gadis berusia 13 tahun ini hanya bisa mengerang kesakitan dan menangis ketika benjolan sebesar buah mangga di bagian perut kirinya tergesek baju ataupun bantal. "Sakit," katanya mengerang saat ditemui Tempo di rumahnya, Ahad, 13 Januari 2013.

Kondisi tubuh siswi SMP Negeri 1 Cikupa Kabupaten Tangerang ini sangat memprihatinkan. Tubuhnya sangat kurus dan ringkih, sepasang kaki dan kedua tangannya mengecil tinggal tulang dibalut kulit. Benjolan di bagian perut sebelah kirinya yang kian membesar, membuat anak pertama Warlim dan Tuminem ini hanya bisa tidur telentang. "Dalam lima bulan, berat tubuhnya menyusut drastis, tulang kaki dan tangannya mengecil, mungkin karena benjolan di perutnya yang terus membesar," kata Warlim.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las ini menuturkan, sekitar lima bulan lalu putri pertamanya itu mengeluh sakit di bagian kaki dan pinggang. Keluhan tersebut semakin parah ketika malam menjelang tidur. "Awalnya kami pikir ini sakit biasa karena putri kami beranjak remaja," katanya. Tapi ternyata keluhan itu tak kunjung hilang meski sudah diurut dan diobati.

Pulang mudik Lebaran tahun lalu, kata Warlim, anaknya kembali sakit dan tidak bisa bangun sama sekali. Benjolan di perutnya terus membesar. "Dari besarnya dua jari, kini sudah seperti buah nangka," kata Warlim.

Warlim yang bekerja hanya sebagai buruh tukang las tak mampu membawa anaknya ke rumah sakit. Ia hanya bisa mengobati anaknya dengan pengobatan tradisional. Para tetangganya yang merasa simpati dengan penderitaan Imas, mencoba membantu Warlim mendapatkan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). "Tapi pengajuan Jamkesmas saya selalu ditolak," katanya.

Karena Jamkesmas tak kunjung didapat, akhirnya para tetangga Warlim mencarikan alternatif dengan meminjam Jamkesmas anak lain yang sakit dan usianya sama dengan putrinya. Cara itu berhasil, Imas mendapatkan perawatan di RSUD Tangerang. "Dokter rumah sakit bilang kalau benjolan di perut anak saya itu adalah tumor ganas," kata Warlim.

Setelah sepekan di rawat di RSUD Tangerang, Imas dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tapi, setelah seharian mengurus administrasi kamar inap anaknya tak kunjung selesai, Warlim menyerah. "Dari pagi sampai sore (loket tutup) saya hanya mengantre berulang-ulang karena petugas meminta melengkapi syarat-syarat, sementara anak saya terbaring lemah di kursi roda menunggu perawatan, saya menyerah dan akhirnya membawa anak saya pulang," katanya.

Selama dirawat di rumah, Imas hanya di obati dengan pengobatan herbal. "Tapi tidak ada perubahan, bahkan semakin parah," kata Warlim. Saat ini, Warlim dan istrinya hanya bisa pasrah dan mengharapkan bantuan dari berbagai pihak. Melalui ketua rukun warga setempat, para tetangga Warlim meminta sumbangan ke rumah-rumah warga sekitar.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Naniek Isnaeni mengatakan untuk saat ini Jamkesmas tidak bisa meng-cover biaya pengobatan. "Tapi bisa di-cover Jamkesda," katanya. Ia berjanji akan mengirimkan petugas puskesmas ke rumah Imas secepatnya untuk memeriksa kondisi dan mengambil tindakan selanjutnya.

JONIANSYAH

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

22 jam lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

3 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

10 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

11 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

11 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

13 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

16 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

17 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya