Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Senin (21/1), mengajak sejumlah perwakilan pengungsi di Pluit, Jakarta Utara, ke beberapa rumah susun. Ahok.org
TEMPO.CO, Jakarta - Terbengkalainya beberapa rumah susun yang sudah tersedia, namun tidak ada yang menghuni, membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengambil kebijakan baru.
Basuki mengatakan, nantinya, rumah susun akan dibangun seperti perumahan. "Jadi, sebelum rusun jadi, sudah harus ada yang akan menempati," ujar Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu, 30 Januari 2013. Basuki juga mengaku, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah menyetujui hal ini.
Pria yang kerap disapa Ahok ini mengatakan, untuk selanjutnya, para calon penghuni rusun akan diperbolehkan melakukan uji coba tinggal. Maka, ketika ada yang tidak beres pada rumah yang diuji coba, calon penghuni diperkenankan untuk mengeluh kepada kontraktor. "Jadi ada garansi gitu," kata Basuki.
Basuki menegaskan, ia tidak ingin keadaan rumah susun yang telah dibangun seperti yang ada sekarang ini, "Di Marunda itu masih ada 1.280 unit kosong, tapi berantakan, enggak ada jendela-lah, enggak ada pintu-lah," kata dia.
Menurut Basuki, yang paling penting adalah pengadaan air dan listrik didahulukan. Jadi, air yang ada, Basuki menambahkan, bisa digunakan warga untuk membersihkan unit rumah yang mereka tempati.
Selain itu, Basuki menjelaskan rencana PT Kawasan Brikat Nusantara (KBN) untuk membangun pelabuhan internasional di Marunda. Basuki menyebutkan, PT KBN nantinya akan membutuhkan sekitar 5.000 pekerja. Inilah yang ia maksud dengan perbaikan taraf hidup kawasan kumuh. Ia berharap para pengungsi yang tinggal di Rusun Marunda akan menjadi karyawan PT KBN. "Bukannya datangkan orang lagi, kan yang dekat ada," kata dia.