TEMPO Interaktif, Jakarta: Jakarta terancam akan mengalami krisis air, 10 tahun mendatang, akibat krisis air di daerah Cekungan Bandung. Karena di kawasan Cekungan banyak dibangun fasilitas industri yang banyak menyedot air tanah. Secara administrasi, Cekungan Bandung meliputi kotaBandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan KabupatenSumedang. "Kawasan ini secara fisik berupa cekunganyang merupakan penyerapan air tanah," kata KepalaSeksi Tata Ruang Pulau Departemen Pemukiman danPrasarana Wilayah Endra Saleh di Jakarta, Selasa(10/8).Dalam 7 tahun akhir kawasan Cekungan Bandung padat bangunan industri dan pemukiman. "Masalah lingkungan menjadi nomer dua yang penting mambangun pabrik," katanyalagi. Padahal pabrik ini menyedot air tanah yangdigunakan sebagai cadangan air bagi masyarakatBandung. Waduk yang menampung air bagi Cekungan Bandung adalahwaduk Cirata, Sangguling dan Jatiluhur. Jikapenyedotan air tanah di Cekungan Bandung terlalu besarakan mengakibatkan krisis air di ketiga waduk ini.Seperti diketahui Waduk Jatiluhur memberikan suplaiair kepada warga Jakarta. Air ini digunakan untuk airminum, irigasi dan pemukiman. Dikatakan Endra, Cekungan Bandung sudah tak mampu lagimenyokong pertumbuhan industri. Sudah saatnyapemberian izin pembangunan pabrik dihentikan untukmenghidari kekurangan air di masa yang akan datang.Namun, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayahbelum bisa berbuat apa-apa karena persoalan itu masih merupakan wewenang pemerintah daerah. "Presiden (MegawatiSoekarnoputri) sudah mengatakan Bandung menjadisemrawut," katanya lagi. Oleh karenanya CekunganBandung ini akan ditinjau ulang menjadi suatu kawasantertentu.Kawasan yang mempunyai luas sekitar 338 ribu ini sudahdipadati 7 juta penduduk. Lanjut Endra, jika mengikutitren di kawasan Cekungan Bandung ada degradasi airtanah yang akan semakin sulit diatasi. Titik terendahkawasan ini terletak di Dayeuh Kolot dan pertumbuhanindustri disana semakin cepat. Apalagi pembangunankawasan pemukiman juga semakin berkembang di Bandung.Endra menjelaskan ada pilihan merelokasi kawasanindustri di kota Bandung, untuk dipindah ke daerah pinggir. "Hal ini juga akan mengakibatkan perpindahan buruh pabrik," katanya lagi.Ditegaskannya lagi harus ada langkah konkret untukmencegah kekurangan air di masa yang akan datang. Endra mengatakan, kawasan Cekungan Bandung harus memasok air ke Karawang yang merupakan sentra pangan. Oleh karenanya Jakarta yang sudah kesulitan mencari air minum, akan semakin sulit.Jakarta sudah tidak bisa lagi memberikan air tanahkepada warganya makanya harus mendapat suplai dariCekungan Bandung sebagai daerah resapan air dan SungaiCitarum.Disinyalir limbah pabrik dan rumah tangga dibuang keSungai Citarum, berdampak negatif padakawasan hilirnya. "Padahal sungai ini digunakansebagai sumber air baku," kata Endra lagi. Air bakuinilah yang akan diolah menjadi air minum, irigasi danpemukiman sampai ke Jakarta. Agriceli - Tempo News Room