TEMPO.CO, Jakarta--Satu unit kapal Kerapu armada tranportasi jalur laut (waterway) Marunda-Muara Baru, Jakarta Utara terpaksa menerebas jaring tangkapan ikan milik nelayan akibat tidak adanya tanda pelampung.
"Kami tidak tahu ada jaring, sebab rute biasa pun kami lancar saja bolak-balik Marunda," ujar petugas jaga kapal Very Pardiansyah, Selasa, 26 Februari 2013. (Lihat juga: Jokowi Resmikan Waterway dan Koridor Baru Busway)
Ia menyatakan kejadian berlangsung sekitar pukul 17.30 saat perjalanan pulang dari Muara Baru dengan mengangkut 20 penumpang, Namun menjelang kapal menepi pelabuhan, jaring nelayan yang biasa digunakan menangkap ikan bandeng sepanjang 50 meter melintang di rute pelayaran.
"Tanda mereka hanya pake botol mineral bukan pelampung sehingga tidak terlihat," ujar Sapri, saksi mata di sekitar dramga Marunda. "Mereka (nelayan) salah sebab menebar jaring dirute pelayaran kapal,".
Akibat kejadian itu lanjut Very, kapal terpaksa berhenti hingga 10 meter di sekitar perairan Marunda, petugas terpaksa membersihkan kapal dari sergapan jaring untuk melanjutkan perjalanan, sementara jaring nelayan sobek cukup besar. "Mereka tadi pagi ke sini menyerahkan jaring, mereka minta ganti rugi dari kami," ujarnya.
Very mengatakan, dengan kejadian itu, nelayan diharapkan lebih waspada dalam memasang jaring tangkapan ikan, sebab jika masuk rute pelayaran bukan tidak mungkin kejadian serupa terulang. "Semoga mereka menjadi tahu kalau sekarang ada rute waterway," ujarnya.
Hingga kini lembaganya belum bisa memberikan pergantian itu, namun pelaporan mengenai permintaan ganti sudah disampaikan ke pihak pimpinan. "Saya tidak tahun hasilnya namun semuanya sudah saya laporkan," ujarnya. Simak Jakarta dan permasalahannya di sini.