Ketua umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (Grib) sayap dari partai Gerindra Hercules Rosario. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - "Itu ada yang jatuh, uangnya siapa tuh?" Kalimat itu sontak membuat belasan wartawan di kompleks parlemen Senayan, Ahad 10 Maret 2013, yang mengerubunginya menengok ke bawah. Mereka bisa saja akan terus mencari-cari jika saja tak terdengar suara tawa dari pengucap kalimat tadi.
"Aaah… Bapak bisa saja nih," ujar seorang wartawan, yang diikuti tawa lainnya.
Jokowi sebenarnya sudah sempat menjawab. "Itu tanya ke Pak Kapolda," katanya.
Tapi wartawan tak puas atas sepenggal kalimat itu. Begitu pun pernyataannya bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selalu membantu kepolisian dengan mengerahkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja di beberapa titik, seperti pasar dan terminal.
Lantaran Jokowi terus didesak untuk menyampaikan sikapnya, terjadilah pengecohan uang jatuh itu.
Sebelumnya, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyatakan bersedia memberi bantuan hukum bagi Hercules. "Orang biasa saja akan kami bantu kalau membutuhkan pengacara," kata Ahmad Muzani, sekretaris jenderal partai yang memasangkan Basuki T. Purnama sebagai Wakil Jokowi.
Adapun Basuki mengaku terkejut mendengar penangkapan itu. Basuki—akrab disapa Ahok—juga menyatakan tidak terlalu mengenal sosok Hercules. Pertemuan keduanya disebutkan terakhir kali pada 20 Februari 2013 di Balai Kota DKI. "Saya tidak begitu kenal. Yang aku tahu dia baik, usahanya juga bagus," katanya kepada kantor berita Antara.
Bantah Lakukan Aksi Premanisme terhadap PT CNI, Warga Wolo: Kami Minta Pertanggungjawaban Perusahaan
23 Juni 2023
Bantah Lakukan Aksi Premanisme terhadap PT CNI, Warga Wolo: Kami Minta Pertanggungjawaban Perusahaan
Pemuda dan mahasiswa Wolo mengecam PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang menganggap aksi ratusan warga Desa Muara Lapao-pao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebagai aksi premanisme.