Warga mengungsikan anaknya menggunakan ember saat banjir di perumahan Ciledug Indah 1, Tangerang, Banten, Senin (3/12). Banjir yang melanda sejumlah rumah di perumahan tersebut akibat meluapnya Kali Angke serta hujan deras yang terjadi beberapa hari ini. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kelurahan Duri Kosambi, Marwan Saari menuturkan, pengukuran lahan warga yang terkena imbas normalisasi Kali Angke ditargetkan baru rampung pada September 2013. Karena itu, proyek pelebaran pun baru bisa dilakukan pada akhir tahun.
Marwan menjelaskan target pengukuran ini disampaikan staf Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta pada rapat sosialisasi normalisasi Kali Angke di hadapan warga pada 15 Maret 2013 di Kantor Lurah Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
"Jadi September direncanakan sudah selesai semua persoalan ganti rugi tanah dan bangunan warga," ucap Marwan saat ditemui di kantornya, Selasa 19 Maret 2013. Dari hasil rapat, mayoritas warga mengaku tidak keberatan dengan adanya normalisasi asal ada biaya ganti rugi dan jelas waktunya.
Selain milik warga, lanjut dia, ada sebidang lahan milik pengembang PT Giri Makmur Sentosa yang terkena normalisasi. Menurut Marwan, pengembang mengaku tidak keberatan lahannya tergusur.
Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Kota Jakarta Barat Rustam Efendi menjelaskan upaya pembebasan lahan warga terkait normalisasi Kali Angke diurus oleh Pemerintah Kota Jakarta Barat. Hingga saat ini, pihaknya baru melaksanakan sosialisasi ke warga untuk Kali Angke dan tahap pematokan untuk Kali Pesanggrahan.
"Ada tahap sosialisasi, pematokan, dan inventarisasi lahan milik warga," kata Rustam. Bila tahap inventarisasi selesai maka besarnya nilai ganti rugi lahan warga akan ketahuan.