Tangerang Terancam Kekeringan

Reporter

Editor

Rabu, 25 Agustus 2004 15:49 WIB

TEMPO Interaktif, Tangerang:Badan Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Cisadane-Cidurian mengungkapkan sepanjang Agustus 2004 ini debit air Sungai Cisadane dan Cidurian terancam kritis. Kondisi ini merupakan ancaman kekeringan bagi wilayah-wilayah yang berada di pesisir utara Kabupaten Tangerang, seperti Kresek, Kronjo, Mauk, Balaraja, dan Rajeg. Menurut Koordinator Pelaksana Badan Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Cisadane-Cidurian, Suparno, kondisi kritis debit Sungai Cisadane mulai terjadi pada bulan Agustus ini."Tanggal 10 Agustus lalu debit Cisadane mencapai titik kritis sekitar 7,9 meter kubik per detik," kata Suparno, Rabu (25/8). Angka tersebut jauh dari debit normal 40 meter kubik per detik.Menurut Suparno, sejak tiga hari lalu kondisi ini sedikit tertolong karena mendapat kiriman air dari Bogor. "Sekarang debit mulai normal karena ada hujan di Bogor," ujar Suparno. Berkat kiriman air dari Bogor tersebut, kata dia, debit Sungai Cisadane kembali mencapai kisaran 42 hingga 50 meter kubik perdetik. Namun, papar Suparno, kondisi ini tidak akan bertahan lama. Menurut dia, jika di Bogor tidak hujan, dalam waktu lima hari lagi, debit sungai akan kembali ke angka kritis.Ia mengungkapkan, pada saat musim kering tahun ini, Sungai Cisadane harus mengaliri 12.868 hektare tanaman padi di wilayah Pantura Tangerang. Selain itu, papar dia, luas tanaman palawija yang perlu diairi mencapai 8.752 hektare.Menurut Suparno, ketinggian air Sungai Cisadane saat ini mencapai 12,15 meter. Padahal, idealnya elevasi air sungai tersebut mencapai 12,45 meter. Pada posisi kritis, tambahnya, ketinggian air akan tetap diupayakan mencapai 11,80 meter.Wilayah yang terancam bisa mengalami kekeringan akibat surutnya debit Sungai Cisadane pada musim kemarau tahun ini, antara lain Kecamatan Kronjo, Kresek, Mauk, Teluk Naga, Kosambi dan beberapa wilayah lainnya.Menurut dia, jika kondisi Sungai Cisadane dan Cidurian kembali ke posisi kritis, maka pemerintah akan berupaya untuk melakukan upaya antisipasi agar pengaturan air secara merata. Pihaknya melakukan tiga upaya alternatif, yaitu pertama pembatasan areal tanam, yang disesuaikan dengan debit air yang ada.Selain itu, agar bisa mengairi areal pesawahan yang ada pada saat debit kritis, maka pihaknya menerapkan sistem gilir-giring (buka-tutup) air. "Saat ini kami telah menempuh sistem buka-tutup. Sedangkan, solusi terakhir yang akan dilakukan, papar dia, adalah memanfaatkan sumber air yang ada di wilayah tersebut dengan menggunakan pompa air.Joniansyah - Tempo News Room

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

38 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

44 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

50 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

2 Maret 2024

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya