TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia mengusulkan dibentuknya sistem rayonisasi dalam pengelolaan manajemen kesehatan di Jakarta. Alasannya, untuk menghindari hal buruk seperti jebolnya anggaran belanja daerah.
"Dengan sistem rayonisasi maka bisa lebih dikontrol," kata Ketua IDI Zaenal Abidin ketika dihubungi pada Selasa, 2 April 2013. Menurut dia, sistem rayonisasi juga bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat layanan kesehatan lebih merata.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, menurut Zaenal, bisa menerapkan uji coba sistem rayonisasi. Untuk uji coba bisa dipilih dua atau tiga keluarahan yang ada di masing-masing wilayah Administrasi Jakarta.
Masa uji coba bisa sampai enam bulan. Selama uji coba tersebut, Zaenal melanjutkan, Pemerintah bisa mengawasi jalannya. Hal ini bisa diterapkan juga guna mendukung program Kartu Jakarta Sehat.
Konsepnya di dalam setiap rayon ada klinik. Satu klinik lanjut dia idealnya mencakup 3.000 orang dengan satu tim tenaga medis di dalamnya. "Jadi ketika ada pasien datang ke puskemas tidak perlu dirujuk ke rumah sakit bisa ke klinik," ujarnya. Untuk itu perlu ada payung hukum dari pemerintah untuk menjalankan program ini.
Payung hukum tersebut digunakan untuk mengatur penempatan dokter. Sehingga tidak terjadi penumpukan di satu tempat. Keuntungan sistem klinik lainnya adalah dokter tidak hanya bertugas mengobati. "Tapi juga mereka harus mampu menciptakan lingkungan yang sehat di masyarakat," katanya.
SYAILENDRA
Berita terpopuler lainnya:
'Postingan Idjon Djanbi Tak Bisa Dipertanggungjawabkan'
Pati, Kota Seribu Paranormal
6 Miliarder Dunia, Hidup Mewah Tanpa Bekerja
Gara-gara Dahlan Iskan, Dirut RNI Diusir DPR
Berita terkait
Capaian di Bidang Kesehatan, Anies Baswedan: Mulai Dari JKN hingga Rumah Sehat
9 Oktober 2022
Anies Baswedan mengatakan peningkatkan layanan kesehatan warga melalui transformasi pelayanan RSUD di Jakarta dilakukan di berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaPetuah Ahok untuk Kepala Dinas Kesehatan, Ini Isinya
16 Agustus 2015
Ahok mengakui kesadaran masyarakat untuk berasuransi makin tinggi.
Baca SelengkapnyaAhok Larang Penerima KJP Dapat KIP
4 November 2014
Ahok menolak Kartu Indonesia Pintar digunakan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBPJS : Kartu Indonesia Sehat Hanya Brand Baru
30 Oktober 2014
Menurut Tono, Kartu Indonesia sehat akan dikelola oleh BPJS.
Baca SelengkapnyaPuan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS
30 Oktober 2014
Menurut Puan, Kartu Indonesia Sehat Berbeda Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Baca SelengkapnyaKritik terhadap Program Kartu Indonesia Sehat
29 Agustus 2014
Pada umumnya para politikus, masyarakat, dan media massa beranggapan bahwa masalah kesehatan di negeri ini adalah masalah sulitnya orang miskin mendapatkan pelayanan pengobatan ketika sakit. Karena itu, konsep penyelesaiannya adalah menambah rumah sakit, puskesmas (balai pengobatan), penyediaan dokter, dan skema pembiayaan kesehatan bagi orang miskin. Joko Widodo mungkin pernah berhasil dengan program Kartu Sehat di Kota Solo dan beranggapan bahwa cara itu juga akan berhasil diterapkan di seluruh Indonesia. Untuk itu, dia mengajukan konsep Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi Indonesia bukanlah Solo atau Jakarta, yang mempunyai sarana pelayanan pengobatan yang cukup dan sarana transportasi serta komunikasi yang sudah baik.
Punya KJS, Warga Tetap Bayar Biaya Persalinan
12 Juni 2014
Darsinah harus membayar biaya persalinan, padahal memegang Kartu Jakarta Sehat.
Baca SelengkapnyaJokowi Dicurhati Pasien Soal KJS di RS Pasar Rebo
18 Maret 2014
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambangi RSUD Pasar Rebo untuk mengecek pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat.
Baca SelengkapnyaKisah Pasien KJS yang Sempat Ditolak 3 RS
18 Maret 2014
Pada Senin, 17 Maret 2014, tiga rumah sakit dilaporkan menolaknya dengan berbagai alasan.
Baca SelengkapnyaAda JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani
6 Januari 2014
JKN justru menambah kuota penerimaan bayar iuran.
Baca Selengkapnya