TEMPO.CO, Bekasi - Sebanyak 14 Jamaah Ahmadiyah berhasil dievakuasi pihak kepolisian dari Masjid Al Misbah, Jalan Pangrango Terusan Nomor 44, Kelurahan Jatibening Baru, Pondokgede, Kota Bekasi, Jumat 5 April 2013. (Baca: Ahmadiyah: Massa Intoleran di Balik Penyegelan)
"Mereka milih keluar dari masjid karena sakit dan kelaparan," ujar Kepala Polsek Pondokgede, Dedy Tabrani, Jumat 5 April 2013. Mereka yang memilih keluar terdiri dari 5 jamaah perempuan dan 7 jamaah laki-laki.
Meskipun belasan jamaah memilih dievakuasi, menurut Dedy, sebanyak 22 jamaah yang masih berada di dalam bangunan tempat peribadatan tersebut. "Sisanya menolak dievakuasi," katanya.
Proses evakuasi terhadap 14 jamaah itu berlangsung alot, karena sebelumnya mereka menolak. Namun, setelah melalui proses negosiasi dari kepolisian, jamaah bersedia dievakuasi. "Kami mengevakuasi dengan alasan kemanusiaan," kata dia.
Belasan jamaah yang dievakuasi pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat guna mendapati perawatan. Menurut Dedy, mereka diantar dengan mobil operasional dan beberapa mobil pribadi milik anggota kepolisian.
Bertahannya puluhan jamaah Ahmadiyah di Masjid Al Misbah merupakan suatu bentuk penolakan terhadap keputusan Pemerintah Kota Bekasi. Diketahui, lembaga eksekutif menyegel secara permanen seluruh bangunan mesjid dengan pemagaran seng besi berukuran 2x1 meter.
Sementara ratusan petugas kepolisian dan anggota Tentara Nasional Indonesia masih mengamankan lokasi. Adapun puluhan aparat Satpol PP Kota Bekasi juga berjaga di sekitaran masjid guna mengantisipasi jamaah yang ingin masuk ke dalam bangunan tersebut. "Bangunan ini sudah disegel, dimohon agar tidak ada yang melanggar peraturan itu," kata Kepala Satpol PP Kota Beksi Yayan Yuliana. Selengkapnya soal Ahmadiyah klik di sini.
MUHAMMAD GHUFRON
Baca Metro Tempo:
Ahmadiyah: Massa Intoleran di Balik Penyegelan
Ini Kata Ibas Tentang Investigasi TNI di Cebongan
Jokowi Minta Kado Ini buat Ulang Tahun Jakarta
Gendung Runtuh di Mumbai, Puluhan Orang Tewas
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman|| Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Berita terkait
Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran
6 Juni 2018
Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.
Baca SelengkapnyaAhmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998
21 Mei 2018
Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.
Baca SelengkapnyaAhmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok
21 Mei 2018
Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.
Baca SelengkapnyaPerusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang
21 Mei 2018
Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.
Baca SelengkapnyaSetara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab
20 Mei 2018
Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.
Baca SelengkapnyaSekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB
20 Mei 2018
Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.
Baca SelengkapnyaJemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam
25 Juli 2017
Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.
Baca SelengkapnyaWarga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP
24 Juli 2017
Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.
Baca SelengkapnyaTjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong
24 Juli 2017
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.
Baca SelengkapnyaHuman Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan
14 Juni 2017
Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.
Baca Selengkapnya