TEMPO.CO , Jakarta:Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) meminta mereka dilibatkan dalam evaluasi tarif berdasarkan sistem Indonesia Case Based Group (INA-CBG). Soalnya mereka merasa kewalahan dalam menerapkan skema pembiayaan kesehatan tersebut.
"Tarif itu ditentukan berdasarkan perhitungan tahun 2009, padahal dalam setahun saja perubahan biaya kesehatan sudah besar," kata Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, Mus Saida, ketika dihubungi, Selasa, 21 Mei 2013.
Akibatnya, rumah sakit pun harus nombok karena biaya yang dikeluarkan untuk menangani pasien tak sepenuhnya diganti oleh PT Askes. Hal itulah yang disinyalir menyebabkan 16 rumah sakit swasta mundur dari program Kartu Jakarta Sehat di DKI Jakarta, Soalnya mereka harus menanggung selisih biaya yang dikeluarkan.
"Kalau sebulan mungkin belum terasa, tetapi lama-lama sulit, karena rumah sakit swasta tidak ada yang menyubsidi," kata dokter yang berpratik di RS Pondok Indah Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat itu. Terlebih, rumah sakit swasta harus membayar sendiri tenaga kesehatan dan biaya operasional mereka.
Sebagai jalan tengah, ARSSI menyarankan agar pemerintah memperbolehkan rumah sakit meminta urun biaya dari pasien yang penanganannya melebihi plafon INA-CBG. Soalnya terkadang ada pasien yang tak sembuh ketika diberikan obat generik dan harus diberi obat paten yang harganya lebih mahal.
Belum lagi ada kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada penyakit tertentu. Dengan begitu waktu penanganan tiap pasien belum tentu sama. "Tidak mungkin pasien belum sembuh sudah kami suruh pulang karena lama perawatannya dibatasi," katanya.
Pola pembiayaan INA-CBG ini menggantikan sistem lama yang menghitung biaya berdasarkan setiap tindakan yang diambil. Sistem lama itu dianggap lebih memudahkan rumah sakit karena seluruh biayanya diganti pemerintah.
Ditemui secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan rumah sakit akan diajak mengevaluasi sistem ini pada akhir Mei atau awal Juni. "Jadi disampaikan hitungannya, supaya lebih adil semuanya, kalau memang kurang akan kita minta naikkan," kata Basuki, Selasa, 21 Mei 2013.
ANGGRITA DESYANI
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Bisnis Labora Sitorus Dimulai dari Miras Cap Tikus
Begini Kronologi Katon Bagaskara Terjatuh
PKS: Ada yang Mencari-cari Kesalahan Kami
Di Prancis Ada Masjid Gay
Berita terkait
Capaian di Bidang Kesehatan, Anies Baswedan: Mulai Dari JKN hingga Rumah Sehat
9 Oktober 2022
Anies Baswedan mengatakan peningkatkan layanan kesehatan warga melalui transformasi pelayanan RSUD di Jakarta dilakukan di berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaPetuah Ahok untuk Kepala Dinas Kesehatan, Ini Isinya
16 Agustus 2015
Ahok mengakui kesadaran masyarakat untuk berasuransi makin tinggi.
Baca SelengkapnyaAhok Larang Penerima KJP Dapat KIP
4 November 2014
Ahok menolak Kartu Indonesia Pintar digunakan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBPJS : Kartu Indonesia Sehat Hanya Brand Baru
30 Oktober 2014
Menurut Tono, Kartu Indonesia sehat akan dikelola oleh BPJS.
Baca SelengkapnyaPuan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS
30 Oktober 2014
Menurut Puan, Kartu Indonesia Sehat Berbeda Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Baca SelengkapnyaKritik terhadap Program Kartu Indonesia Sehat
29 Agustus 2014
Pada umumnya para politikus, masyarakat, dan media massa beranggapan bahwa masalah kesehatan di negeri ini adalah masalah sulitnya orang miskin mendapatkan pelayanan pengobatan ketika sakit. Karena itu, konsep penyelesaiannya adalah menambah rumah sakit, puskesmas (balai pengobatan), penyediaan dokter, dan skema pembiayaan kesehatan bagi orang miskin. Joko Widodo mungkin pernah berhasil dengan program Kartu Sehat di Kota Solo dan beranggapan bahwa cara itu juga akan berhasil diterapkan di seluruh Indonesia. Untuk itu, dia mengajukan konsep Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi Indonesia bukanlah Solo atau Jakarta, yang mempunyai sarana pelayanan pengobatan yang cukup dan sarana transportasi serta komunikasi yang sudah baik.
Punya KJS, Warga Tetap Bayar Biaya Persalinan
12 Juni 2014
Darsinah harus membayar biaya persalinan, padahal memegang Kartu Jakarta Sehat.
Baca SelengkapnyaJokowi Dicurhati Pasien Soal KJS di RS Pasar Rebo
18 Maret 2014
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambangi RSUD Pasar Rebo untuk mengecek pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat.
Baca SelengkapnyaKisah Pasien KJS yang Sempat Ditolak 3 RS
18 Maret 2014
Pada Senin, 17 Maret 2014, tiga rumah sakit dilaporkan menolaknya dengan berbagai alasan.
Baca SelengkapnyaAda JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani
6 Januari 2014
JKN justru menambah kuota penerimaan bayar iuran.
Baca Selengkapnya