Rumah Sakit Swasta Minta Dilibatkan Evaluasi KJS

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 22 Mei 2013 05:22 WIB

Petugas menunjukan Kartu Jakarta Sehat dan struk data medis pasien di Puskesmas Kelurahan Tambora di Jalan Tambora, Jakarta, Rabu (28/11). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO , Jakarta:Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) meminta mereka dilibatkan dalam evaluasi tarif berdasarkan sistem Indonesia Case Based Group (INA-CBG). Soalnya mereka merasa kewalahan dalam menerapkan skema pembiayaan kesehatan tersebut.

"Tarif itu ditentukan berdasarkan perhitungan tahun 2009, padahal dalam setahun saja perubahan biaya kesehatan sudah besar," kata Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia, Mus Saida, ketika dihubungi, Selasa, 21 Mei 2013.

Akibatnya, rumah sakit pun harus nombok karena biaya yang dikeluarkan untuk menangani pasien tak sepenuhnya diganti oleh PT Askes. Hal itulah yang disinyalir menyebabkan 16 rumah sakit swasta mundur dari program Kartu Jakarta Sehat di DKI Jakarta, Soalnya mereka harus menanggung selisih biaya yang dikeluarkan.

"Kalau sebulan mungkin belum terasa, tetapi lama-lama sulit, karena rumah sakit swasta tidak ada yang menyubsidi," kata dokter yang berpratik di RS Pondok Indah Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat itu. Terlebih, rumah sakit swasta harus membayar sendiri tenaga kesehatan dan biaya operasional mereka.

Sebagai jalan tengah, ARSSI menyarankan agar pemerintah memperbolehkan rumah sakit meminta urun biaya dari pasien yang penanganannya melebihi plafon INA-CBG. Soalnya terkadang ada pasien yang tak sembuh ketika diberikan obat generik dan harus diberi obat paten yang harganya lebih mahal.

Belum lagi ada kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada penyakit tertentu. Dengan begitu waktu penanganan tiap pasien belum tentu sama. "Tidak mungkin pasien belum sembuh sudah kami suruh pulang karena lama perawatannya dibatasi," katanya.

Pola pembiayaan INA-CBG ini menggantikan sistem lama yang menghitung biaya berdasarkan setiap tindakan yang diambil. Sistem lama itu dianggap lebih memudahkan rumah sakit karena seluruh biayanya diganti pemerintah.

Ditemui secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan rumah sakit akan diajak mengevaluasi sistem ini pada akhir Mei atau awal Juni. "Jadi disampaikan hitungannya, supaya lebih adil semuanya, kalau memang kurang akan kita minta naikkan," kata Basuki, Selasa, 21 Mei 2013.

ANGGRITA DESYANI
Topik terhangat:
PKS Vs KPK
| E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Berita lainnya:
Bisnis Labora Sitorus Dimulai dari Miras Cap Tikus

Begini Kronologi Katon Bagaskara Terjatuh

PKS: Ada yang Mencari-cari Kesalahan Kami

Di Prancis Ada Masjid Gay















Berita terkait

Capaian di Bidang Kesehatan, Anies Baswedan: Mulai Dari JKN hingga Rumah Sehat

9 Oktober 2022

Capaian di Bidang Kesehatan, Anies Baswedan: Mulai Dari JKN hingga Rumah Sehat

Anies Baswedan mengatakan peningkatkan layanan kesehatan warga melalui transformasi pelayanan RSUD di Jakarta dilakukan di berbagai aspek.

Baca Selengkapnya

Petuah Ahok untuk Kepala Dinas Kesehatan, Ini Isinya  

16 Agustus 2015

Petuah Ahok untuk Kepala Dinas Kesehatan, Ini Isinya  

Ahok mengakui kesadaran masyarakat untuk berasuransi makin tinggi.

Baca Selengkapnya

Ahok Larang Penerima KJP Dapat KIP  

4 November 2014

Ahok Larang Penerima KJP Dapat KIP  

Ahok menolak Kartu Indonesia Pintar digunakan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BPJS : Kartu Indonesia Sehat Hanya Brand Baru

30 Oktober 2014

BPJS : Kartu Indonesia Sehat Hanya Brand Baru

Menurut Tono, Kartu Indonesia sehat akan dikelola oleh BPJS.

Baca Selengkapnya

Puan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS

30 Oktober 2014

Puan Jajaki Gabung KIS dengan BPJS

Menurut Puan, Kartu Indonesia Sehat Berbeda Dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Baca Selengkapnya

Kritik terhadap Program Kartu Indonesia Sehat

29 Agustus 2014

Kritik terhadap Program Kartu Indonesia Sehat

Pada umumnya para politikus, masyarakat, dan media massa beranggapan bahwa masalah kesehatan di negeri ini adalah masalah sulitnya orang miskin mendapatkan pelayanan pengobatan ketika sakit. Karena itu, konsep penyelesaiannya adalah menambah rumah sakit, puskesmas (balai pengobatan), penyediaan dokter, dan skema pembiayaan kesehatan bagi orang miskin. Joko Widodo mungkin pernah berhasil dengan program Kartu Sehat di Kota Solo dan beranggapan bahwa cara itu juga akan berhasil diterapkan di seluruh Indonesia. Untuk itu, dia mengajukan konsep Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi Indonesia bukanlah Solo atau Jakarta, yang mempunyai sarana pelayanan pengobatan yang cukup dan sarana transportasi serta komunikasi yang sudah baik.

Baca Selengkapnya

Punya KJS, Warga Tetap Bayar Biaya Persalinan

12 Juni 2014

Punya KJS, Warga Tetap Bayar Biaya Persalinan

Darsinah harus membayar biaya persalinan, padahal memegang Kartu Jakarta Sehat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dicurhati Pasien Soal KJS di RS Pasar Rebo  

18 Maret 2014

Jokowi Dicurhati Pasien Soal KJS di RS Pasar Rebo  

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyambangi RSUD Pasar Rebo untuk mengecek pelaksanaan program Kartu Jakarta Sehat.

Baca Selengkapnya

Kisah Pasien KJS yang Sempat Ditolak 3 RS

18 Maret 2014

Kisah Pasien KJS yang Sempat Ditolak 3 RS

Pada Senin, 17 Maret 2014, tiga rumah sakit dilaporkan menolaknya dengan berbagai alasan.

Baca Selengkapnya

Ada JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani

6 Januari 2014

Ada JKN, Pasien KJS Tetap Dilayani

JKN justru menambah kuota penerimaan bayar iuran.

Baca Selengkapnya