TEMPO.CO , Jakarta - PT Express Transindo Utama Tbk menetapkan tarif baru untuk taksi regulernya. Tarif baru diputusakan oleh perusahaan terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Juni lalu. Tarif taksi Express akan naik menjadi Rp 6.000 untuk tarif awal, tarif per kilometer menjadi Rp 3.000, dan tarif tunggu per jam menjadi Rp 36.000.
Sebelumnya, tarif taksi Express untuk tarif awal adalah sebesar Rp 5.000, tarif per kilometer sebesar Rp 2.500, dan tarif tunggu per jam sebesar Rp 25.000. Corporate Secretary Express Group, Merry Anggraini, menyatakan kenaikan tarif ini tidak akan berdampak pada kenaikan revenue Express Group sendiri. "Kenaikan tarif ini hubungannya dengan operasional dan kesejahteraan mitra pengemudi," kata Merry saat dihubungi Tempo pada Senin, 22 Juli 2013.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta beserta Organda telah mengumumkan kenaikan tarif angkutan umum pada 24 Juni lalu. Direktur Operasional Express Group, Herwan Gozali, mengatakan tarif baru yang ditetapkan telah diupayakan agar tidak melebihi presentasi kenaikan BBM serta ketentuan dari pemerintah.
Herwan mengatakan, kenaikan tarif taksi Express mengikuti kebijakan yang telah dikaji oleh pemerintah dan Organda tersebut. "Namun, kami perlu waktu untuk menghitung persentase kenaikannya," Kata Herwan. Perhitungan tersebut, kata Herwan, memperhatikan kepentingan pelanggan, kesejahteraan mitra pengemudi, serta kinerja perusahaan.
Pertimbangan kenaikan ini juga memperhatikan skema kemitraan Express Group dengan pengemudi, yang memasukkan beban operasional termasuk bahan bakar di pihak pengemudi. "Penyesuaian tarif ini sudah kami teliti dengan seksama, dengan mempertimbangkan beban operasional yang harus ditanggung oleh mitra pengemudi kami," kata Herwan.
Kenaikan tarif ini diproyeksikan tidak akan berpengaruh terhadap laba perusahaan karena tidak adanya kenaikan setoran harian bagi mitra pengemudi. "Sumber laba kami berasal dari setoran harian tersebut yang tidak kami naikkan, jadi belum ada proyeksi kenaikan revenue," kata Merry.
Mengenai proyeksi laba untuk tahun ini, Express Group tetap optimistis dengan target yang telah ditentukan. "Kami menargetkan kenaikan laba tahun ini sebesar 60 persen dari tahun lalu," kata Merry. Express Group berhasil membukukan laba sebesar Rp 79,4 miliar pada tahun 2012, atau naik sebesar 31,8 persen dari RP 60,2 miliar di 2011.
ISMI DAMAYANTI
Berita terkait
Taksi Bluebird Ganti Transmover Avanza Baru, Tarif Bakal Naik
12 Desember 2023
Bluebird di tahun ini menambah sekaligus melakukan peremajaan dengan total 750 unit Transmover terbaru.
Baca SelengkapnyaImbas Kenaikan Harga BBM, Tarif Bus Ekonomi Antarkota di Jawa Barat Naik 16 Persen
14 September 2022
Tarif bus ekonomi antarkota dalam provinsi (AKDP) di Jawa Barat resmi naik 16 persen usai kenaikan harga BBM.
Baca SelengkapnyaPemberlakuan Batas Tarif Taksi Online Akan Diawasi Ketat
19 Desember 2018
Pemerintah memastikan bakal mengawasi ketat kepatuhan para operator taksi online dalam memberlakukan tarif operasionalnya.
Baca SelengkapnyaAturan Baru Taksi Online Diteken, Tarif Tak Boleh Lebih Rp 6.500
13 Desember 2018
Kemenhub meneken aturan baru tentang taksi online.
Baca SelengkapnyaBlack Cab, Taksi Ikonik Kota London Kini Bertenaga Listrik
7 Desember 2017
Tarif taksi bertenaga listrik ini sama dengan tarif taksi konvensional sehingga penumpang tak perlu mengeluarkan biaya tambahan.
Baca SelengkapnyaHari Pertama Tarif Baru Taksi Online, Perusahaan Tawarkan Harga Beragam
1 November 2017
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang taksi online resmi berlaku hari ini, Rabu, 1 November 2017.
Baca SelengkapnyaMahalnya Tarif Taksi di Jepang: Jarak 40 KM Argo Tembus Jutaan
29 Oktober 2017
Tarif taksi di Jepang jauh lebih mahal dibandingkan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTransportasi Daring Dituding Penyebab Tumbangnya Taksi Express
6 Oktober 2017
Penyebab utama tumbangnya taksi Express adalah kurangnya kontrol pemerintah terhadap menjamurnya transportasi daring.
Baca SelengkapnyaTaksi Konvensional dan Kesan Kuno Versi Blue Bird
5 Oktober 2017
Direktur Marketing PT Blue Bird Tbk Amelia Nasution mengatakan dia tidak setuju dengan anggapan bahwa Blue Bird ialah taksi konvensional.
Baca SelengkapnyaTaksi Online Vs Konvensional, Siapa Lebih Unggul?
23 Maret 2017
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno membeberkan keunggulan dan kelemahan taksi konvensional dan online.
Baca Selengkapnya