Sejumlah anggota kepolisian berjaga di Vihara Ekayana yang terletak di Jalan Mangga, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (4/8). Ledakan bom di Vihara ini melukai seorang pengunjung. Ia terluka lecet di lengannya. TEMPO/Robby
TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Vihara Ekayana membeberkan ciri-ciri fisik pelaku pengeboman viharanya yang terjadi kemarin malam. "Kurus, tidak gemuk, berkacamata, dan kulitnya agak putih," ujar Suhu Aryamaitri Mahasthavita dalam konferensi pers, Senin, 5 Agustus 2013.
Ia mengatakan lelaki itu berumur kurang dari 30 tahun. Saat beraksi, si pelaku mengenakan baju putih dan tas selempang sambil membawa bungkusan berisi bom.
Bom tersebut berhasil meledak dua kali. Pertama terjadi di meja dekat pintu gerbang ruang kebaktian vihara pada pukul 19.00 WIB. Tak lama kemudian, ledakan lain terdengar lebih jauh dari konsentrasi jemaat, yakni di rak sepatu yang terletak di luar ruangan.
"Saat itu ada 300 orang (jemaat), masih tetap khidmat selesaikan kebaktian meski ada bom," ujarnya. Bom tersebut memang berdaya ledak rendah. Nyaris tak ada kerusakan berarti di Vihara Ekayana. Hanya beberapa ruas kaca di dekat pintu masuk ruang kebaktian yang pecah. Satu orang dilaporkan terluka ringan akibat ledakan itu.
Pelaku tiba di lokasi sekitar pukul 18.50. Ia datang sendiri dengan membawa sepeda motor. Setelah tiba, ia menyiapkan sajian bomnya kala jemaat lengah. "Ketika ada yang keluar atau masuk ambil sepatu, ia pura-pura melakukan hal yang lain," ujarnya.
Seusai menyiapkan bom, pelaku tak langsung pulang. Ia sempat mengikuti kebaktian selama kurang dari lima menit. Lelaki itu kemudian ke luar ruangan dan meninggalkan vihara dengan sepeda motornya.
Tak lama terdengar ledakan di dua tempat di dalam vihara tersebut. Ledakan dipicu oleh sinyal telekomunikasi yang diduga kuat diaktifkan oleh pelaku.
Aryamaitri menyerahkan perburuan pelaku kepada polisi. Ia hanya berharap, sehabis kejadian tersebut, tak ada umat beragama yang ikut terprovokasi. Ia juga berharap agar vihara bisa segera kembali dibuka untuk umum. "Kalau bisa hari ini juga dibuka kembali," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali menanggapi permintaan tersebut.
Penumpang Mengaku Bawa Granat, Batik Air Batal Terbang
29 April 2015
Penumpang Mengaku Bawa Granat, Batik Air Batal Terbang
"Terlepas itu bercanda atau tidak, itu kami anggap sebagai ancaman penerbangan," ujar Head of Corporate Secretary Lion Air Kapten Dwiyanto Ambarhidayat.