Sandy, pelaku penganiayaan wanita penjual kopi yang lari ke Bali, berhasil ditangkap Tim Pemburu Preman dan dibawa ke Mapolres Jakarta Barat, (26/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO , Jakarta:Otak penyekapan pedagang kopi di kawasan tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Temy Ferdinand Kamani alias Sandy tiba di markas kepolisian Jakarta Barat, Kamis 26 September 2013.
Sandy ditangkap di dalam bus travel di jembatan Gilimanuk, Bali. Dia hendak kabur ke kampung halamannya di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Berdasarkan pengakuannya Sandy langsung kabur begitu penyekapan terhadap pedagang kopi itu terbongkar dan beberapa kawannya ditangkap. "Begitu lihat ramai-ramai di televisi, saya langsung menghilang," katanya di Mapolres.
Untuk membiayai pelariannya dia menggadaikan motornya. Sandy selalu bepergian dengan menggunakan bus malam. Selain itu, ia juga sering berpindah-pindah tempat untuk menghindari radar polisi. Dalam berpindah tempat, ia juga tak lama dalam menetap di suatu titik. "Biasanya dua hari atau tiga hari di setiap daerah," katanya.
Total ada empat daerah dia berhasil sembunyi untuk sementara waktu. Senin, 16 September 2013 dinihari Sandy mulai pergi ke Bandung, Jawa Barat. Selanjutnya ia berpindah-pindah ke Semarang dan Salatiga, Jawa Tengah. Lalu ia ke Kediri, Jawa Timur. Setelah itu barulah ia menuju ke Kupang menggunakan travel bus. "Di Pelabuhan Gilimanuk, saya ditangkap," ucapnya.
Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengky Hariadi mengatakan Sandy merupakan residivis dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang. Ia, lanjut Hengky, pernah terlibat dalam satu kasus penculikan terhadap balita. "Bapak anak itu mencuri mobil saya," kata Sandy. Selain itu ia didakwa tentang kepemilikan senjata api.