Warga mencari benda beharga di antara puing-puing sisa kebakaran yang melanda sebuah pemukiman padat penduduk di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (1/10). Penyebab kebakaran diduga berasal dari arus pendek aliran listrik. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Isu kebakaran kini mencuat lagi setelah Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf, mengkritisi kepemimpinan Gubernur Joko Widodo dengan menyebutkan banyaknya kebakaran. Banyak yang menilai pernyataan "panas" Nurhayati itu sebagai upaya menggoyang Jokowi. Kebakaran di Jakarta sepertinya cepat menjalar sampai ke kursi DKI-1.
“Apa yang dilakukan Pak Jokowi biarlah rakyat yang menilai. Tetapi media dan semua harus obyektif, bagaimana Jokowi memimpin dan apa yang terjadi sekarang. Yang pokok itu kemacetan, kebakaran, dan 1.000 rumah terbakar. Belum pernah loh, 1.000 rumah terbakar,” ujar Nurhayati seperti dikutip berbagai media, Sabtu, 19 Oktober 2013.
Peristiwa kebakaran bisa dianggap isu "seksi" untuk meraih simpati atau menyebarkan antipati. Bendera partai politik dan foto para politikus bertebaran dengan mengatasnamakn posko bantuan. Menjelang pilkada tahun lalu, hampir semua calon Gubenur DKI "menggarap" titik kebakaran. Kebakaran pun bisa berhembus menjadi kampanye hitam.
Pada era Fauzi Bowo, kebakaran pernah menjadi bola panas. Foke--sapaan Fauzi--dibuat pusing karena munculnya pesan berantai soal kebakaran. Bencana kebakaran di Jakarta, ditulis pesan itu, merupakan "teror terstruktur dan sistematis" dan berkaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. "Nanti kebakaran di Suriah, Foke juga disalahin. Masak saya dituduh yang bukan-bukan di akhir masa jabatan saya," ujar Foke ketika itu.
Jakarta menempati urutan pertama sebagai penyumbang peristiwa kebakaran di Indonesia. Kebakaran yang dikomentari Nurhayati terjadi di Kelapa Gading yang melahap kurang-lebih 700 rumah, sekitar 1.500 KK (kepala keluarga), dan 4.500 jiwa. Kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan sebesar Rp 2 miliar.
Hingga September tahun ini, ada 647 peristiwa kebakaran di Jakarta. Pada 2008, total kebakaran di Jakarta sebanyak 818 kejadian, kemudian pada 2009 (843 kali), dan 2010 (708 kejadian). Selanjutnya, pada 2011 sebanyak 953 kejadian dan 1.013 kasus terjadi pada 2012. Lalu, bagaimana tanggapan Jokowi? "Terus, yang bakar siapa? Yang bakar saya?" kata Jokowi.