Proyek pembangunan tol Semarang-Solo sesi 2 Ungaran-Bawen. TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) WW2 masih menghadapi hambatan pembebasan lahan. Walau kini dikebut, proyek belum akan segera tersambung jika masalah lahan tidak cepat rampung. Proyek itu masih terputus antara Ulujami dan Meruya Selatan karena ada warga yang menolak harga pembebasan tanahnya.
"Masih terputus 1,5 kilometer," kata Ketua Tim Pembebasan Tanah Kementerian Pekerjaan Umum Ambardy Effendi pada Tempo, Kamis, 31 Oktober 2013, di kantornya, Jalan Cilandak I, Jakarta.
Menurut dia, masih ada sebagian warga yang menolak harga ganti rugi dari pemerintah. Lokasi lahan tersebut berada di Kelurahan Petukangan Selatan. Harga yang ditawarkan pemerintah per meternya adalah Rp 3,5 juta, Rp 4 juta, serta Rp 6 juta. Besaran harga itu tergantung lokasi tanah dan bangunannya.
Harga yang dituntut warga jauh berada di atas tawaran pemerintah. Mereka minta tiap meternya adalah Rp 18 juta untuk zona 1, Rp 16 juta untuk zona 2, dan Rp 14 juta zona 3. "Kami bukannya menolak proyek, tapi ingin harga yang cocok," kata Mulyadi, perwakilan warga, saat musyawarah di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu, 30 Oktober 2013.
Ambardy menilai tuntutan warga tak masuk akal. Pihaknya tetap akan bertahan dengan harga yang ditawarkan. Yang jelas, gara-gara belum tercapainya kesepakatan harga, proyek JORR WW2 belum bisa sepenuhnya tersambung. "Mereka yang sekarang masih menolak harga itu adalah lima persen warga," kata dia.
Kementerian PUPR: Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2 Siap Beroperasi
22 Januari 2023
Kementerian PUPR: Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 2 Siap Beroperasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengeluarkan sertifikat laik fungsi untuk Jalan Tol Semarang - Demak Seksi 2 (KM 448+994-KM 465+000).