Susasana saat ribuan buruh yang tergabung dalam berbagai elemen menutup jalan saat melakukan unjukrasa di kawasan Industri Pulogadung, Jakarta (28/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia, Asrial Chaniago, menilai hasil survei yang dilakukan buruh terkait kebutuhan hidup layak berbeda penafsiran dengan survei yang dilakukan pengusaha. Dia menunjuk perbedaan hasil survei soal harga sewa rumah.
"Hasil survei pengusaha hanya Rp 565 ribu, tapi tuntutan pekerja Rp 800 ribu sampai Rp 900 ribu," kata Asrial di Gedung Blok G, Balai Kota, Jakarta Pusat, 30 Oktober 2013. "Sehingga akhirnya diambil angka kompromi senilai Rp 671 ribu."
Dalam tuntutannya, buruh menginginkan 80 item KHL. Sementara Apindo berkukuh dengan 60 item KHL. Asrial menyatakan semua pihak harus bekerja sesuai ketetapan Kemenakertrans. "Jadi, kalau survei 60 item, ya pakai 60 item itu. Jangan ditambah lagi," ujarnya.
Jika buruh menginginkan 80 item KHL, Asrial melanjutkan, buruh harus mengajukan perubahan peraturan dulu ke pemerintah. "Misalnya kalau untuk kamar sewannya berapa, ukurannya berapa, dan di mana. Itu lebih riil," kata Asrial.
Rapat Dewan Pengupahan DKI Jakarta sampai kini masih ditunda. Sebab, peserta tidak memenuhi kuorum, terutama dari perwakilan buruh. Dari tujuh perwakilan, cuma satu orang yang datang. Buruh tak mau berunding sebelum bertemu Gubernur Jakarta Joko Widodo.
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
9 hari lalu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.
Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian
20 Februari 2024
Aturan Pembatasan Impor Bahan Baku Bakal Diterapkan, Apindo Minta Ada Pengecualian
Apindo menilai, penerapan aturan itu tak perlu ditunda, namun perlu ada pengecualian pada beberapa bahan baku yang belum dan kurang diproduksi dalam negeri.