TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Joko Widodo batal berdialog dengan perwakilan buruh yang menggelar unjuk rasa di depan Bali Kota DKI Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2013. Gubernur asal Solo itu sudah menemui pengunjuk rasa dan menyatakan siap menerima perwakilan buruh. Namun pengunjuk rasa justru tak ada yang menyambut tawaran itu. Mereka seperti kebingunan menentukan siapa yang menjadi wakil.
Jokowi akhirnya balik badan kembali ke ruang kerjanya. Dia masih memberi kesempatan kepada perwakilan buruh untuk berdialog. "Terserah berapa orang yang mau masuk, mau lima, sepuluh, dua lima juga enggak apa-apa, yang penting cepat rampung," katanya.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, tak ada satu pun buruh yang mendatanginya. Jokowi akhrinya memilih meninggalkan Balai Kota. Dia melipir pergi lewat pintu belakang yang terhubung dengan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. Bahkan dia berjalan kaki sampai ke Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
"Ya gimana, sudah saya ajak, merekanya enggak datang-datang, urusan saya kan bukan hanya itu," kata Jokowi sambil melangkah pergi.
Jokowi mengatakan, sampai saat ini dirinya belum bisa menentukan besaran upah minimum provinsi 2014. Sebab, laporan dari Dewan Pengupahan maupun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi belum diterima. Dia juga belum tahu apakah penentuan upah bakal tepat waktu atau justru molor.
Hingga berita ini diturunkan, rapat Dewan Pengupahan masih diskors karena menunggu perwakilan buruh. Rapat yang seharusnya berlangsung sejak pukul 15.00 WIB itu berkali-kali ditunda karena unsur buruh yang berjumlah tujuh orang tak kunjung hadir.