TEMPO Interaktif, Jakarta: Sekitar 50 siswa SMP Negeri 56 Melawai beserta para guru, Komite Sekolah, dan orangtua melakukan upacara bendera yang terakhir. Ini lantaran sebagian besar siswanya memilih pindah ke sekolah lain yang lebih jelas statusnya.Upacara berlangsung bukan di halaman sekolah, melainkan di depan gedung bekas BNI Melawai. Gedung SMP 56 Melawai resmi dikosongkan oleh pemerintah DKI sehari setelah Lebaran lalu. Pengosongan terkait dengan proses tukar guling antara pemerintah DKI dengan PT Tata Disantara pada 2000 lalu. Kasus ini bergulir hingga ke pengadilan. Sekitar 95 siswa sempat mencoba bertahan di SMP 56 Melawai, Jakarta Selatan. Sebagian besar telah pindah ke SMP 56 Jeruk Purut, Jakarta SelatanNurlela, satu-satunya guru yang bertahan mengajar di SMP itu, memimpin jalannya upacara. Menurut dia, ini merupakan upacara terakhir sebelum para siswa pindah ke lokasi belajar baru."Kita hadir bukan untuk berpisah, namun untuk melanjutkan pendidikan," ujar Nurlela dalam amanatnya, Senin (20/12). Dia berharap pada siswa didiknya nanti agar cepat membaur dengan siswa di sekolah barunya. Sejumlah siswa memilih pindah ke SMP Negeri 13 yang terletak di bilangan Jl. Tirtayasa Raya. Nurlela juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua dan Komite Sekolah yang mempercayakan pendidikan anak kepadanya. “Kita di sini sama-sama berjuang untuk belajar," kata Nurlela. Upacara bendera dimulai sekitar pukul 07.15 WIB. Diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah memberi amanat, Nurlela melanjutkan dengan penyerahan siswa kembali pada orangtua yang dilakukan secara sombolis pada beberapa anggota Komite Sekolah. Hadir dalam upacara antara lain Johni R. Ellyan, selaku Ketua Komite Sekolah dan Lambok Gultom, selaku kuasa hukum. Selepas upacara, dilanjutkan dengan berjalan kaki para siswa dan orangtua menuju SMP 13 sambil menyanyikan mars Pelajar Indonesia. Rinaldi Dorasman-Tempo News Room