Kisah Penjaga Palang Kereta 1: Mual Lihat Mayat

Reporter

Rabu, 11 Desember 2013 06:47 WIB

Delman melintas di perlintasan kereta api tanpa palang di jalur alternatif Cijapati yang menghubungkan antara Bandung ke Garut di Kadungora, Garut, Jawa Barat, (30/7). Jalur ini cukup mulus untuk dilalui namun minim penerangan jalan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta -- Tragedi Bintaro memunculkan banyak cerita soal suka-duka kehidupan penjaga palang itu. Mereka tak hanya berisi orang yang sudah puluhan tahun bekerja di PT Kereta Api Indonesia. Ada pula yang masih hijau atau berasal dari kalangan satpam personel perusahaan jasa keamanan swasta yang dikontrak KAI. Tak ketinggalan juga warga yang tinggal di sekitar rel kereta.

Samsudin, pria paruh baya ini, sudah 21 tahun menjaga pintu di Pos 20 atau biasa disebut Pos Apotek Sarisakti di Jalan Raya Tanjung Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ayah tiga anak ini tinggal di kawasan Depok, dekat UI. Dia berjaga dengan empat personel lainnya yang terbagi jadi tiga shift.

Pada dasarnya sirine dan palang pintu lintasan kereta berbunyi dan bergerak secara otomatis. Pengoperasian manual hanya dilakukan petugas jika sinyal mati, misalnya akibat tersambar petir.

Bagaimana pun, tugas mengawasi palang pintu tidak bisa diremehkan. Tiap perlintasan ini punya karakter sendiri. Di pos Samsudin, lintasan kerap dilewati metromini dan angkot, seperti Metromini 62, 40, 75, serta angkot 15A dan 129. Sehingga, korban kecelakaan di sana biasanya angkutan umum yang bandel.

Mengingatkan pengendara, dia justru diomeli balik. "Pas kereta lewat, orang buru-buru mau nyebrang. Pas kereta sepi, orang nyebrang lihat kanan-kiri. Bingung saya," kata pria berambut ikal ini. Jam paling ramai adalah 5-6 sore . "Pagi masih sepi." Namun, dua bulan belakangan, pekerjaan saat shift malamnya bertambah. Sebab, lewat tengah malam ada kereta barang mengangkut semen ke Cibinong ke Surabaya.

Pengalaman terburuk baginya adalah menyaksikan pria bunuh diri di rel tahun lalu. Jasad pria itu terpotong-potong lalu berserakan sepanjang satu kilometer di depan posnya. "Saya enggak nafsu makan seminggu."

Ia juga masih ingat musibah paling menyayat hati. Satu keluarga menerobos palang pintu, lalu mobilnya mogok di tengah rel. "Si ayah dan ibu berhasil lari, tapi anaknya masih kecil tertinggal di dalam mobil." Si ibu histeris menyaksikan anaknya tertabrak.

Masih segar dalam ingatan Samsudin saat dia dicaci-maki anggota Brimob. "Pernah lima bulan lalu yang tertabrak orang militer. Saya yang jadi sasaran dimaki-maki." Padahal, dia melihat sendiri personel itu nyelonong melewati palang pintu. "Untungnya di sini banyak warga jadi saksi."

Soal mistis, menurut dia, hal itu ada di setiap perlintasan kereta. Di posnya, beredar cerita warga menyaksikan potongan kepala melewati lintasan. Dia sendiri pernah mendengar jelas suara rintihan minta tolong di malam hari. "Mau nolongin ternyata orangnya enggak ada." Tapi Samsudin cuek. "Dunia sendiri-sendiri lah," katanya tertawa.

Sedangkan hal tak enak bagi dia adalah Samsudin sering menderita batuk dan pusing akibat polusi jalanan. Kalau sudah begitu, dia periksakan diri ke dokter KAI. Karena itulah, dia setia mengenakan masker saat bertugas, seperti ketika ditemui Tempo, Selasa, 10 Desember 2013. Selain itu, Samsudin menyesalkan sering absen Salat Jumat. Soalnya, petugas per shift hanya satu orang. "Enggak ada yang gantiin."

Samsudin enggan menyebut gaji. Dia menilai gajinya cukup buat menghidupi istri dan tiga anak. Ia mengaku tak mau mencari pekerjaan lain. Mutasi saja dia emoh. "Denger-denger saya mau dipindah ke Sukabumi. Capek."

Walau tak mau ganti profesi, dengan gamblang dia menyatakan tak merasa senang dengan pekerjaannya. "Enggak ada enaknya. Coba bayangin apa enaknya jaga pintu," kata Samsudin seraya tertawa. Bagaimana pun, dia cukup senang bisa menjaga keselamatan banyak orang.

Lihat juga:
Kisah Penjaga Palang Kereta 2: Meriang Masuk Angin
Kisah Penjaga Palang Kereta 3: Pantangan Bertugas
Kisah Penjaga Palang Kereta 4: Akrab Tragedi

ATMI PERTIWI

Terkait:

INFOGRAFIS Kronologi Tragedi Bintaro
FOTO Sopir Truk Tragedi Bintaro Dirawat di RSPP
FOTO Bentuk Truk Tangki Usai Tertabrak KRL di Bintaro
Mengapa Masinis Kereta Bintaro Tak Mengerem?

Berita terkait

Terinspirasi dari Peristiwa Nahas, Ini Film dan Lagu Tentang Tragedi Bintaro

19 Oktober 2023

Terinspirasi dari Peristiwa Nahas, Ini Film dan Lagu Tentang Tragedi Bintaro

Tak hanya dikenang sebagai kecelakaan kereta terbesar, namun Tragedi Bintaro juga menjadi inspirasi seniman.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tragedi Bintaro, Kecelakaan Maut Kereta 36 Tahun Lalu

19 Oktober 2023

Mengenang Tragedi Bintaro, Kecelakaan Maut Kereta 36 Tahun Lalu

Hari ini 19 Oktober 2023, sudah 36 tahun berlalunya tragedi Bintaro yang selalu dikenang sebagai keelakaan kereta terparah.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Stasiun Palmerah  

8 Mei 2015

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Stasiun Palmerah  

Pria tersebut, menurut Suparman, berjalan memasuki perlintasan kereta dan langsung terlindas kereta barang yang melintas.

Baca Selengkapnya

Diteriaki Warga, Sopir Blue Bird Nekat Menerobos  

15 Oktober 2014

Diteriaki Warga, Sopir Blue Bird Nekat Menerobos  

Sejak awal sopir minibus Blue Bird melanggar.

Baca Selengkapnya

Tabrakan Bintaro, Sopir Blue Bird Lawan Arus Lalin

15 Oktober 2014

Tabrakan Bintaro, Sopir Blue Bird Lawan Arus Lalin

Jalan Ulujami-Tanah Kusir sudah dibuat searah pascatabrakan antara kereta dan truk tangki Pertamina tahun 2013.

Baca Selengkapnya

Tabrakan Bintaro, Layanan Kereta Terganggu

15 Oktober 2014

Tabrakan Bintaro, Layanan Kereta Terganggu

Terjadi penumpukan penumpang di sejumlah stasiun.

Baca Selengkapnya

Tabrakan Bintaro, Blue Bird Terobos Pintu Kereta

15 Oktober 2014

Tabrakan Bintaro, Blue Bird Terobos Pintu Kereta

Sopir bus Blue Bird mengalami luka ringan.

Baca Selengkapnya

Kereta Tabrak Bus Blue Bird di Bintaro  

15 Oktober 2014

Kereta Tabrak Bus Blue Bird di Bintaro  

Bus Blue Bird tertabrak kereta pengangkut batu.

Baca Selengkapnya

Tragedi Bintaro, Pengendara Masih Nekat Lawan Arus  

17 Mei 2014

Tragedi Bintaro, Pengendara Masih Nekat Lawan Arus  

Ketidaktertiban para pengguna jalan raya itu sangat terasa jika tidak ada polisi lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Tragedi Bintaro, Pertamina Berjanji Taati KNKT  

16 Mei 2014

Tragedi Bintaro, Pertamina Berjanji Taati KNKT  

Ali mengatakan, ada atau tidak kecelakaan, Pertamina selalu melakukan update atau peningkatan kualitas para sopirnya.

Baca Selengkapnya