Petugas membawa dua peti jenazah rekan kerjanya yang tewas akibat kecelakaan KRL di Bintaro saat dibawa ke Stasiun Gambir, Jakarta, (10/12). Tiga jenazah yakni Darman Prasetyo (masinis), Agus Suroto (asisten masinis), dan Sofyan Hadi (teknisi mesin) disemayamkan di Stasiun Gambir. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Sofyan Hadi resmi dijadikan nama Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) di Jalan Perjuangan No 25 Kecamatan Medansatria, Kota Bekasi, Jawa Barat, atau di dekat Stasiun Kereta Api Bekasi.
"Totalitas pengabdian almarhum terhadap PT KAI yang menjadi alasan pengabadian nama," ujar Direktur Sarana PT KAI, Bambang Eko Martono, usai peresmian Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian Sofyan Hadi, Kamis, 19 Desember 2013.
Menurut Bambang, jasa Sofyan yang tak dapat dilupakan ialah saat almarhum sempat memberitahu kepada para penumpang Kereta Commuter Line 1131 jurusan Serpong-Tanah Abang ketika akan menabrak truk tangki Bahan Bakar Minyak milik PT Pertamina.
Karena itu, kata dia, langkah yang dilakukan oleh Sofyan Hadi dianggap sebagai bentuk pengabdian dirinya terhadap profesi yang diembannya. "Patut dijadikan contoh bagi karyawan yang lain," katanya. "Ini dapat dikenang sepanjang masa."
Tidak hanya Sofyan Hadi saja, dua karyawan lainnya juga diabadikan oleh PT KAI. Darman Prasetyo (masinis) dijadikan sebagai nama Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo, yang berlokasi di Yogyakarta. Sedangkan, Agus Suroto (asisten masinis) dijadikan nama Balai Pelatihan Operasional dan Pemasaran (BP-OPSAR) yang berlokasi di Bandung.