Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berinteraksi dengan para siswa kelas 6 Sekolah Dasar Global Internasional di Balai Kota, Jakarta, (26/9). Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencium adanya indikasi kecurangan dalam penyelenggaran lelang kepala sekolah. Meski demikian, menurut dia, hal ini masih sulit dibuktikan.
"Ini terselubung, jadi memang sulit dibuktikan kecurangannya," kata Basuki di Balai Kota, Kamis, 2 Januari 2014.
Menurut dia, kecurangan dalam penyelenggaraan lelang bisa saja terjadi karena dua alasan. Pertama, aktivitas belajar kelompok pada kepala sekolah. Dalam grup semacam ini sangat mungkin para kepala sekolah yang berkoalisi mencari bocoran.
Kedua, soal yang dikerjakan mirip-mirip dengan yang biasa diberikan untuk penilaian pegawai negeri sipil.
Lelaki yang akrab disapa Ahok ini berencana memanggil Kepala Dinas Pendidikan, Taufik Yudi Mulyanto, untuk meminta penjelasan mengenai hal ini. Ia juga belum dapat memastikan apakah Taufik akan dicopot dari jabatannya terkait kecurangan penyelenggaraan lelang kepala sekolah ini. "Itu urusan Pak Gubernur (Joko widodo)," kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Kepala Dinas Pendidikan, Taufik Yudi Mulyanto, enggan berkomentar banyak mengenai hal tersebut. Ia menyerahkan keputusannya kepada Gubernur Jakarta, Joko Widodo.
Mengenai pembentukan kelompok belajar kepala sekolah, katanya, bukan atas perintah dinas. "Mereka inisiatif sendiri," kata Taufik. Karena itu, menurut dia, apa yang dilakukan selama belajar kelompok bukan tanggung jawab dinas.