TEMPO.CO, Jakarta - Akibat jebolnya tanggul Kali Cipinang yang melintas di Jalan Pusdiklat Disnaker, Kelurahan Kampung Makasar, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, sekitar pukul sepuluh pagi tadi, setidaknya empat rukun warga di kawasan tersebut terendam. Menurut Wakil Camat Makasar, Indra Ansor, pihaknya masih mendata jumlah warga yang terkena banjir. "Kami masih mendata jumlah korbannya," ujarnya, Selasa, 28 Januari 2014.
Ia menyatakan belum mendengar ada warga yang mengungsi. "Saat ini belum ada warga yang mengungsi," katanya.
Edi Setiawan, 42 tahun, warga Kampung Makasar, menuturkan tanggul yang menahan arus kali kerap jebol. Bahkan setiap terjadi hujan deras, ia memastikan tanggul ambrol. Dari pantauan, tanggul yang ambrol mencapai tiga meter. Tanggul tersebut tepat berada di kelokan sungai. Dari tanggul setinggi sekitar satu meter, hampir setengahnya jebol diterjang arus air.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudi Siahaan mengatakan derasnya air yang membuat tanggul ambrol disebabkan oleh tingginya debit Kali Cipinang. Selain itu, faktor lebar kali yang hanya sekitar tujuh meter juga punya andil. "Bagusnya lebar kali sekitar 25-30 meter, tapi ini hanya tujuh meter. Bahkan di salah satu titik, lebar kali hanya empat meter," katanya di lokasi kejadian, Selasa, 28 Januari 2014. "Wajar saja jadi banjir kayak begini."
Menurut dia, Kementerian Pekerjaan Umum semestinya bertanggung jawab ihwal jebolnya tanggul kali karena ini merupakan wewenang mereka. Namun Manggas menganggap wajar jika belum ada penanganan dari Kementerian PU. "Ini dalam kondisi darurat, jadi kami bekerja sama untuk memperbaiki tanggul secepatnya."
Ia menyatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian PU ihwal rencana normalisasi Kali Cipinang. "Saat ini kondisinya sedang darurat, maka kami tahan dulu dengan karung pasir dan bronjong agar tanggulnya tidak jebol dulu. Ke depan, kami akan membebaskan lahan untuk normalisasi sehingga daya tampungnya lebih banyak ," ujarnya.
ERWAN HERMAWAN