Anak-anak bermain sepeda di depan Rumah Susun (Rusun) Pinus Elok, Penggilingan, Jakarta (30/8). Pemprov DKI Jakarta menyediakan ratusan unit rusun di Cluster A bagi warga relokasi program normalisasi Waduk Ria Rio. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau yang dikenal dengan Ahok, menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Singapura K. Shanmugam di Balai Kota. Ahok mengatakan pertemuan ini sebagai wadah tukar pikiran mengenai pembangunan dan konsep rumah susun.
"Habis diskusi dengan Menlu Singapura mengenai rumah susun," kata Ahok di Balai Kota, Rabu, 5 Februari 2014.
Ahok mengatakan permasalahan yang terjadi di Jakarta sudah pernah dialami Singapura empat dekade lalu. "Pada 40 tahun yang lalu, memindahkan warga Singapura ke rumah susun itu juga sangat susah, sama seperti di Jakarta sekarang," katanya. "Banyak yang protes juga katanya saat dipindahkan ke rusun."
Namun, Ahok melanjutkan, ketika warga Singapura sudah dipindahkan ke rumah susun, dua tahun kemudian mereka merasa senang. "Apalagi diimbangi dengan perekonomian Singapura yang meningkat."
Ahok mengatakan perbedaan antara Singapura dan Jakarta terletak pada penerapan perundang-undangan. Menurut dia, Singapura adalah negara kota sehingga sistem hukumnya menyatu dan tidak terpisah seperti Jakarta.
"Semuanya kan sama di sana, dari BPN-nya dan yang lain-lainnya," ujar Ahok. "Di sini (Jakarta) sistemnya beda-beda, kalau mau apa-apa harus seizin pemerintah pusat."