Warga: Listrik dan Air Nyala Sudah Cukup Bagi Kami
Editor
Nur Haryanto
Rabu, 12 Februari 2014 05:56 WIB
TEMPO.CO , Jakarta - Terhitung sejak Senin 11 Februari 2014 kemarin, sebanyak 142 kepala keluarga mulai menempati rumah susun Komaruddin, di Jalan Komaruddin, Penggilingan, Jakarta Timur. Mereka merupakan warga yang direlokasi dari bantaran Kali Sentiong di Kemayoran. Seluruh warga baru ini menempati rumah susun di tower D dan E.
Saat Tempo menyambangi lokasi pada Selasa, 12 Februari 2014 tampak kondisi kompleks rumah susun yang terdiri dari 6 tower rumah susun itu masih berantakan. Di bagian depan, air menggenangi jalan masuk. Lalu lapangan basket, dan taman-taman di sekitar tower apartemen juga tergenang air. Bahkan taman-taman itu ditumbuhi eceng gondok.
Masuk ke dalam rumah susun, suasana kumuh sangat jelas terlihat. Tembok dipenuhi coretan grafiti cat semprot, sampah berserakan di lantai dasar. "Sebelum ada penghuni memang kompleks ini dibiarkan kosong," kata seorang satpam yang tidak mau disebut namanya. "Dulu anak muda sering nongkrong malam-malam di sini, jadinya kotor dan banyak coretan." Namun, dia menyebutkan, dalam waktu dekat pengelola akan membenahi lagi kompleks rusun itu.
Persoalan kompleks rusun yang kotor dikeluhkan para penghuni baru. Ahmad Maulana (48), penghuni rusun blok D lantai 2 nomor 18 menganggap pemerintah terlalu terburu-buru memindahkan warga Kali Sentiong ke rusun ini. "Masih kotor gini sudah dibuka." Tapi, ujarnya soal fasilitas di masing-masing unit rusun dirasa cukup. "Air dan listrik nyala, sudah cukup buat kami."
Ahmad dan penghuni lain harus membayar Rp 200 ribu sebulan untuk menyewa satu unit rumah susun. Biaya sewa itu di luar biaya voucher listrik dan iuran air, jika dirata-ratakan untuk tinggal di sana selama sebulan, mereka harus membayar Rp 10 ribu sehari. Setiap unit memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan ruang tamu. "Buat keluarga kecil dengan 3 anak seperti saya lumayan lah," kata Ahmad. Dia mengaku senang tinggal di rumah susun ini, karena rumahnya yang lama di Kali Sentiong kerap kebanjiran. "Ini dari Januari kemarin saja sudah 10 kali banjir. Kalau di sini pasti enggak kena banjir."
Meski cukup puas, Ahmad menyatakan belum tahu enaknya tinggal di rumah susun. "Ini baru pindahan hari ini," kata dia. Menurut tetangga di lantai yang sama, dia menjelaskan, beberapa unit rumah susun di sana mengalami kebocoran jika hujan. "Belum tahu nih, soalnya baru pindah dan belum hujan."
Sementara itu Sukirno (40) warga Kali Sentiong yang juga baru menempati rumah susun Komaruddin pada hari ini mengeluhkan fasilitas air. "Ngalirnya kecil sekali, takutnya kalau nanti semua unit sudah diisi air tidak ngocor sama sekali." Sukirno mendapat unit di Blok E. Blok inilah yang dikeluhkan banyak penghuni baru. Musababnya banyak terjadi kebocoran, terutama di lantai 5 rumah susun.
Saat Tempo meninjau, memang terlihat banyak genangan air di koridor lantai 5 dan 6 blok ini. "Katanya sih ada penghuni yang protes dan pulang ke rumah di Kali Sentiong lagi," ujar Sukirno. Namun, dia juga mendengar bahwa pengelola rumah susun akan segera memperbaiki kerusakan di blok tersebut. Tidak hanya soal kebocoran, beberapa dinding rumah susun juga terlihat retak. Cat tembok pun mengelupas, debu menyelimuti lantai dan dinding rumah susun itu.
Sukirno menganggap wajar kondisi itu. "Ya nanti juga dibersihkan kalau warga sudah banyak yang tinggal di sini." Namun terkait banyaknya genangan air di wilayah rumah susun itu, dia khawatir malah akan membuat penghuni gampang terserang penyakit. "Wah nyamuknya banyak sekali, takutnya malah pada kena demam berdarah."
Baik Ahmad maupun Sukirno berharap selain perbaikan fasilitas dan pembenahan lingkungan rumah susun, para warga baru juga mendapatkan fasilitas tambahan. "Warga pindahan waduk Ria Rio kan dapat TV dan kulkas, kalau bisa kami juga dikasih dong," ujar Ahmad.
PRAGA UTAMA
Berita lain:
Dana Haji Diduga Dipakai Beli Mobil Pejabat
Mengapa Bos Sritex Lukminto Masuk Islam?
Pembuatan Akte Lahir, KTP, dan KK Kini Gratis
Reaksi Anggito Saat Dilapori Korupsi Dana Haji