Ahok: Ngapain Taat Pada Spekulan?

Reporter

Rabu, 26 Februari 2014 07:44 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang baru bertugas selama 5 pekan lebih banyak mengurusi rumah tangga pemerintahan Ibu Kota. Sejumlah video yang diunggah pemerintah kota ke YouTube menunjukkan ketegasan Basuki. Ia berkali-kali menegur keras anak buahnya yang dianggapnya belum berbenah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun dua waduk di kawasan Ciawi seluas 108 hektar dan 42 hektar. Namun rencana pembangunan itu menjadi tak mulus karena warga di sana tiba-tiba menginginkan harga sebesar Rp 15 juta per meter persegi. Padahal nilai jual obyek pajak di kawasan itu, jauh lebih rendah dari harga yang diajukan warga.


Melambungnya harga tanah di Ciawi Bogor itu, menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lebih karena permainan spekulan. Jika itu terus dilakukan, Ahok mengatakan pemerintah DKI juga enggan meneruskan proyek pembangunan Waduk Ciawi.

"Kalau susah enggak usah jadi, ngapain taat pada spekulan," kata Ahok, Senin 24 Februari 2014 lalu.

Ahok mengatakan telah berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Bupati Bogor Rachmat Yasin agar menegoisasikan harga tersebut. Keduanya, kata Ahok, sudah berjanji akan membantu menyelesaikan masalah ini agar lebih cepat.(baca:Jawa Barat Dukung Jokowi Bangun Waduk)

Menurut Ahok, sebenarnya rencana pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi pada 2015 mendatang dilakukan sebagai salah satu solusi pengurangan volume debit air kiriman ke Jakarta dari Bogor. Proyek itu menelan anggaran sekitar Rp1,9 triliun dari APBN pos anggaran Kementerian Pekerjaan Umum. DKI sendiri akan melakukan pembebasan lahan tahun ini dengan anggaran Rp1,2 triliun.(baca: Tinggi Waduk Ciawi Tunggu Kajian Geoteknik)


Januari lalu usai bertemu Gubernur Jokowi, Bupati Bogor Rachmat Yassin menyatakan 107 hektar lahan di Ciawi dan 24,8 hektar di Sukamahi yang sudah dibebaskan baru bisa untuk lokasi pembangunan konstruksi waduknya. Sementara, sekitar 275 Kepala Keluarga di dua titik rencana pembangunan waduk masih menjadi kendala sampai saat ini. Lahan milik 275 Kepala Keluarga ini akan dibeli Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan sistem ganti untung.(baca: Jokowi Keluhkan Ganti Rugi Waduk Ciawi Kemahalan)


Menteri Pekerjaan umum Djoko Kirmanto mengatakan, mahalnya biaya pembahasan lahan tak sesuai dengan peran waduk Ciawi yang menampung air. "Sekali lagi share nya tidak terlalu besar. Jangan sampai yang mempunyai pengaruh tidak besar mengeluarkan dana terlalu besar," katanya.


Meski begitu, Djoko mengharapkan proyek tetap berjalan. Ia tetap berusaha bernegosiasi dengan warga dan pemerintah daerah agar memperoleh harga yang sesuai.

NINIS | ALI HIDAYAT


Advertising
Advertising

Berita terpopuler
Timnas U-19, Ini Hasil dan Jadwal Uji Cobanya
Dua Anak Panti Asuhan Samuel Alami Pelecehan
Aturan Jam Cinderella Bikin Risau Warga Bandung
Mengapa Ada Kekerasan di Panti Asuhan Anak Samuel

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

23 jam lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

4 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

5 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

7 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

10 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

39 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

39 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

53 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

56 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya