TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menawarkan lahan seluas 8 hektare di Perkampungan Industri Kecil, Cakung, Jakarta Timur, kepada Foxconn Technologi Co Ltd. Lahan itu akan dijadikan tempat kantor utama (head office) perusahaan teknologi asal Taiwan itu yang hendak berinvestasi di Jakarta
"Sambil menunggu lahan 200 hektare yang sedang dirapikan, kami tawarkan lahan yang di Jakarta Timur," kata Wali Kota Jakarta Utara Heru Budihartono di kantornya, Kamis, 27 Februari 2014. "Kalau untuk membuat semacam chip, bisa di lahan seluas itu." (Baca: BPKM: Izin buat Foxconn Bisa Keluar dalam 3 Hari)
Menurut Heru, Foxconn nantinya menyewa fasilitas yang dibangun pemerintah di lahan tersebut. "Untuk harga sewanya, kami belum bahas,” kata Heru. “Nanti saja pas mereka (Foxconn) datang lagi pada April. Intinya, digunakan secara bersama-sama saja." (Baca: Jokowi: April, Sketsa Pabrik Foxconn Digambar)
Pembangunan pabrik dan fasilitas pendukung akan segera dikerjakan pemerintah. "Tadi, Pak Gubernur bilang segera. Atau, kami gandeng Jakarta Propertindo untuk segera membangunnya." (Baca: Trik Jokowi Menggaet Foxconn)
Kamis pagi ini, Heru Budihartono mengadakan rapat untuk membahas investasi Foxconn. Dalam rapat itu, ada beberapa alternatif yang ditawarkan untuk Foxconn. Ada usulan menggunakan lahan di Rorotan seluas 400 hektare. Kemudian 12 hektare di Perkampungan Industri Kecil (PIK), tapi masih ada bangunannya. Terakhir, lahan kosong seluas 8 hektare di Pantai Indah Kapuk. (Baca: Lahan untuk Foxconn di Marunda Berstatus Sewa )
Jokowi, kata dia, sangat serius membangun Jakarta menjadi kota melek teknologi. Untuk itu, Foxconn sangat diprioritaskan. DKI mendorong Foxconn bekerja sama dengan industri lokal. "Kalau membuat jam tangan, komponennya tidak dibuat oleh satu perusahaan, tapi menggandeng industri lainnya. Nah, itu yang ingin kami lakukan terhadap Foxconn." (Baca:Foxconn Dukung Ponsel BlackBerry Jakarta)
Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan
25 Desember 2023
Ekonom Ini Sebut Tren PHK Bakal Berlanjut hingga Tahun Depan
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal mengatakan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan berlanjut hingga tahun depan. Mengapa?